Chapter 6. Kandang Singa

136K 5K 38
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Chapter 6. Kandang Singa

Tanpa disadari, saat ini Vanilla sudah berjalan mengikuti Reza dari belakang. Tangannya masih sigap memegang garpu kecil itu, garpu yang diberikan Reza padanya.

Vanilla diam mematung setelah sampai di samping mobil Reza.

Reza yang melihat Vanilla tidak bergerak langsung menarik lengan gadis itu dan memaksanya untuk masuk ke dalam mobil.

Vanilla tersentak namun tidak bisa melawan, akhirnya ia duduk di kursi depan dengan perasaan panik. Sementara Reza menyusul masuk dan duduk di kursi kemudi.

Reza menengok ke arah Vanilla dan melihat garpu kecil yang masih ia pegang dengan erat. Reza tersenyum geli melihat itu.

Kenapa? apa yang lucu? apa Vanilla terlihat bodoh? lebih bodoh mana Vanilla atau Reza yang memberikan ide tentang garpu sialan ini?!

Yah, walaupun ia juga bodoh karena menerimanya begitu saja, batin Vanilla berkecamuk. 

Jadi sebenarnya, siapa yang lebih bodoh? 

Tiba-tiba Vanilla merasakan sesuatu mendekatinya, ia terkesiap saat Reza mendekatkan dirinya.

Mau apa dia?!

Reza mengulurkan tangannya ke arah samping Vanilla, menarik seatbelt dan memasangkannya pada Vanilla dengan santai.

Sedangkan gadis itu masih terdiam membeku sambil menahan nafas dan memejamkan matanya.

Kenapa ia memejamkan matanya?? jangan tanya.

Vanilla dapat mendengar Reza yang terkekeh pelan hingga ia membuka matanya. Sialan, batinnya.

Reza akhirnya menjalankan mulai mobilnya. "Rumah kamu daerah mana?" tanyanya menyadarkan Vanilla yang terdiam.

"Ehm.." benar juga, mau tidak mau Vanilla harus memberitahu alamat rumahnya pada Reza, hal ini benar-benar tidak ia pikirkan tadi.

Setalah Vanilla memberitahu alamat rumahnya, Reza membawa mobilnya dengan santai menuju alamat rumah Vanilla, ia sesekali melirik ke arah Vanilla sambil tersenyum, senyum devil khas miliknya tentu saja.

Sepanjang perjalanan, Vanilla hanya terdiam di dalam mobil dan memandang ke arah luar. Ia cukup bersyukur Reza hanya diam dan menyetir dengan tenang tanpa melakukan hal yang tidak-tidak.

Apa karena garpu ini? Ya, mungkin garpu kecil ini bekerja dengan baik, batin Vanilla lega.

***

Mobil Reza akhirnya sampai di gang dekat kontrakan Vanilla.

"Rumahmu yang mana?" tanya Reza sambil memarkirkan mobilnya ke pinggir jalan dan melihat-lihat ke arah luar.

"Ehm.. rumahku masih masuk ke dalam, tapi mobil gak muat, jadi sampai sini aja," kata Vanilla pelan dengan tatapan ke arah luar mobil.

Forced Kiss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang