Chapter 14. Bye Bye Reza

105K 4.1K 23
                                    

3 bulan kemudian.

"LULUS!"'

Teriakkan para murid kelas 12 menyeruak di lapangan. Hari ini para murid sedang merayakan kelulusan, mereka mulai mencorat-coret seragam dan saling memberikan tanda masing-masing di seragam satu sama lain.

"Panilli!! Gua bakal kangen banget sama lo!!" teriak Nazla pada Vanilla.

"Nazla... jaga diri yaa di Bali nanti, jangan kebanyakan mabok!" kata Vanilla sambil memeluk Nazla. Nazla berhasil lulus seleksi di Universitas negeri di Bali. Vanilla sangat senang saat mengetahuinya.

"Iya.. lo juga! Lo jadi ambil kan tuh UI nya?" tanya Nazla pada Vanilla.

Vanilla memang telah berhasil lulus seleksi masuk ke jurusan yang diinginkannya, yaitu Ekonomi di Universitas Indonesia. Namun, karena beberapa hal, sepertinya ia tidak jadi mengambilnya.

"Woy Panilli." Suara Vera terdengar dari belakang

"Verr!!"

Vanilla memeluk Vera dengan erat, rasanya ia ingin menangis, ia belum siap berpisah dengan sahabatnya ini.

"Wey selaw aja dong kan kita nanti bareng di UI," ucap Vera sambil menepuk punggung Vanilla pelan.

Vanilla semakin ingin menangis, ia belum memberitahu teman-temannya soal rencana barunya.

Flashback dimulai.

Dua minggu sebelum hari kelulusan.

"Jadi tetap harus di pindah ya dok?"

"Betul pak, di Jakarta, ada Rumah Sakit yang dapat menangani Riana lebih baik. Riana juga harus lebih sering melakukan terapi, kami sangat menyarankan Riana untuk pindah ke Rumah sakit tersebut, demi kebaikannya juga."

"Baik dok.. lalu apakah kira-kira.. untuk pembiayaan, akan ada perbedaan dok?"

"Untuk itu bapak bisa langsung tanya ke bagian administrasi, tapi kalau yang saya tau, pembiayaan akan menjadi lebih besar dari sebelumnya pak, karena di Jakarta, Riana akan diberikan perawatan yang berbeda, dan juga terapi yang lebih intensif."

Vanilla mendengarkan percakapan itu dari balik pintu ruangan dokter yang menangani Riana di Rumah Sakit. Saat itu Vanilla dan Heri sedang mengunjungi Riana, lalu dokter memanggil Heri ke ruangannya.

Mendengar obrolan mereka, Vanilla seperti berpikir ulang soal rencananya untuk berkuliah.

Memang, jika ia berhasil lulus seleksi yang sedang ia jalani, biaya semesteran kuliahnya akan lebih ringan, ia juga bisa mencari beasiswa, tapi masalahnya..

Ayahnya pasti perlu lebih banyak uang untuk biaya perawatan baru Riana di Jakarta, belum lagi biaya hidup disana yang serba mahal.

Vanilla pikir, sudah waktunya ia benar-benar membantu ayahnya, sudah waktunya ia berhenti memikirkan dirinya sendiri untuk berkuliah.

Akhirnya Vanilla memutuskan, ia tidak akan lanjut kuliah, ia akan mencari kerja di Jakarta.

Flashback selesai.

***

Saat ini, Vanilla dan Vera sedang berjalan menuju arah kantin. Setelah puas mencoret-coret seragam, mereka kelaparan lalu berniat untuk makan mie ayam di kantin.

Baru saja sampai di kantin, sosok yang tiga bulan belakangan ini tidak berubah, muncul dihadapan Vanilla.

Reza berdiri di depan Vanilla, sambil tersenyum.

"Ehm.. gua pesenin ya mie ayamnya," ucap Vera lalu berjalan meninggalkan Vanilla ke kedia mie ayam.

Vanilla menghela nafasnya kasar, ia melirik ke sosok dihadapannya.

Forced Kiss (END)Where stories live. Discover now