Chapter 24. Mr. Possessive

101K 3.9K 41
                                    

Saat ini, seorang gadis duduk tenang di meja kerjanya. Tanpa ia sadari, sudah hampir dua minggu ia telah bekerja di kantor ini.

Vanilla memainkan ponselnya sambil tersenyum-senyum. Saat ini ia sedang chat dengan sahabatnya, Vera.

From : Vera
Trus trus gimanaaa? dia nembak lu dong? Trus lu jawab apa? Kan bener gua bilang! Dulu aja lu kabur mulu kalo ada dia, sekarang lu nempel banget gini kemana-mana bareng wkwkwk kualat lu pan!

Vanilla menghela nafas membaca pesan sahabatnya. Vera benar, sepertinya Vanilla kualat, ia seperti termakan omongannya sendiri sekarang.

Meskipun begitu, setelah hari-hari yang ia lalui bersama, Vanilla kini semakin mengenal Reza. Vanilla mengakui, bahwa Reza tidak seburuk yang ia pikirkan selama ini.

Reza memang mesum, hal itu tidak terbantahkan, Reza juga suka semena-mena, ia tidak suka dilawan dan tidak suka mendapat penolakan.

Reza egois.

Akan tetapi, banyak juga sisi Reza yang ternyata tidak buruk.

Reza sangat menyayangi ibunya, bahkan melebih apapun. Reza adalah pekerja keras, ia juga sangat bertanggung jawab atas pekerjaannya.

Dan yang terakhir, Reza.. menyukai Vanilla.

"Aku gak pernah sesuka ini sama perempuan manapun sebelumnya, mungkin itulah yang membuat aku jadi gila tiap berada di dekatmu."

Ucapan Reza beberapa hari lalu membuat Vanilla tak kuasa menahan senyumnya.

Saat ini Vanilla sedang sendirian di ruang kerja, sang bos sedang menghadiri rapat penting di ruangan lain.

Reza meminta Vanilla untuk menunggunya di ruang kerja.

Setelah selesai chat dengan Vera, Vanilla merasa bosan. Ia akhirnya memutuskan untuk ke kantin dan membeli es podeng kesukaannya.

***

Vanilla duduk di salah satu meja kantin kantor itu, didepannya sudah terhidang semangkuk kecil es podeng yang menggiurkan.

Ia mulai menyendokkan es tersebut ke mulutnya, hingga seseorang menepuk pundaknya membuat ia sedikit tersedak.

"Wey Vanilla! kok disini?" tanya orang yang menepuk pundak Vanilla.

Vanilla menengok dan melihat Dion berdiri di belakangnya.

"Kak Dion!" sapa Vanilla ceria. Laki-laki bernama Dion itu duduk di samping Vanilla dan menghadapnya.

"Ngapain kamu disini? inikan jam kerja, cabut yaa?" tanya Dion sambil menyenggol lengan Vanilla.

"Ihh engga! bos aku lagi rapat jadi aku kesini aja," jawab Vanilla sambil cengar-cengir.

"Kakak kenapa disini? jangan-jangan kakak yang cabut!" kata Vanilla curiga.

"Hahaha ketauan kan," jawab Dion sambil menggaruk kepalanya. Vanilla tertawa melihat reaksi Dion, mereka pun kembali berbincang dan bercanda.

Dion merupakan kakak kelas Vanilla yang cukup dekat dengannya. Dion sangat baik pada Vanilla.

Dulu sering ada rumor kalau Dion naksir Vanilla, namun Vanilla tidak mempercayai itu, Vanilla merasa sikap Dion padanya lebih seperti seorang kakak pada adiknya, tidak lebih.

"Eh btw, kamu disini kerja bagian mana sih Van? aku lupa nanya," ucap Dion.

"Aku asistennya Reza kak."

"Reza? Reza bos besar?" tanya Dion tak percaya.

"Iya hehe," jawab Vanilla.

"Wow keren juga kamu bisa jadi asisten direktur," ucap Dion kagum.

Forced Kiss (END)Where stories live. Discover now