Chapter 12. Answer me, Vanilla.

113K 4.2K 25
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

***

Chapter 12. Answer Me, Vanilla.

Bel yang menandakan selesainya jam sekolah telah berbunyi sedaritadi, akan tetapi Vanilla belum juga keluar dari gedung sekolahnya. Ia masih duduk di perpustakaan sambil memainkan komputer.

Vanilla sedang melihat-lihat beberapa lowongan dan kiriman menyangkut part time job.

Mulai sekarang, Vanilla harus lebih giat belajar dan menabung, tidak lama lagi ia akan menghadapi ujian nasional, yang berarti ia akan segera lulus dari SMA ini.

Vanilla sudah tidak sabar melanjutkan pendidikan di Universitas pilihannya, semoga saja ia lulus seleksi, batinnya.

Setelah cukup lama di perpustakaan, akhirnya Vanilla berjalan keluar gedung sekolah menuju jalan raya.

Sebelum mencapai jalan raya dimana angkutan umum yang biasa ia naiki berada, Vanilla melewati warung-warung kecil di dekat sekolahnya.

Vanilla melihat dari kejauhan ada sekumpulan siswa berseragam yang sedang nongkrong di salah satu warung tersebut, mereka terlihat mengobrol sambil merokok.

Vanilla sedikit merasa takut dan panik saat melihat kumpulan siswa itu, namun ia tidak punya pilihan lain, ia harus berjalan dengan cepat melewati warung tersebut.

"Vanilla?"

Tiba-tiba suara itu memanggilnya, membuat Vanilla seketika merinding. Vanilla tidak mempedulikannya, ia tetap berjalan lurus tanpa menengok karena ia tahu jelas siapa yang memanggilnya.

"Vanilla.."

Suara itu belum juga berhenti memanggilnya.

Hingga Vanilla merasakan lengannya tertarik dan membuatnya berbalik.

Vanilla mendongak melihat cowok itu, si tampang mesum alias Reza Rashad, menatap Vanilla dengan senyuman khas miliknya.

"Miss me?" tanya Reza menyeringai.

Vanilla menggeleng cepat lalu berusaha melepaskan cengkraman tangan Reza di lengannya.

"Le-lepas.. aku mau pulang," kata Vanilla pelan.

"Mau aku antar?" tanya Reza sambil melepaskan cengkramannya tangannya.

"Gak usah!" jawab Vanilla buru-buru.

Reza terkekeh melihat reaksi Vanilla. Perlahan ia menunduk dan mendekatkan wajahnya pada telinga Vanilla, lalu berbisik.

"Kalau begitu, besok pulang sekolah temui aku di ruang rahasia kita"

Vanilla melotot panik, ia kembali merinding saat mendengar Reza menyebut kalimat 'ruang rahasia.'

Vanilla hanya diam tidak menjawab Reza, lalu ia berbalik, akan tetapi Vanilla kembali merasakan lengannya tertarik ke belakang.

Forced Kiss (END)Where stories live. Discover now