Latar Belakang Penamaan (1)

137 6 0
                                    

🌸🌿LATAR BELAKANG PENAMAAN “USTADZ SUNNAH” DAN “KAJIAN SUNNAH”🌿🌸

[Part 1]

🔸USTADZ SUNNAH, KAJIAN SUNNAH🔸

Bersamaan dengan itu pula, kajian-kajian yang tidak berlandaskan sunnah dengan sendirinya berangsur meredup, melemah, tersingkir bahkan tak sedikit yang akhirnya ‘punah’, “Dan katakanlah: Telah datang yang benar dan telah lenyap yang batil, sungguh yang batil itu pasti lenyap.” [Al-Isra’: 81]

Asy-Syaikh Al-Mufassir As-Sa’di rahimahullah berkata,
“Maknanya: Yang pasti lenyap adalah sifat kebatilan, namun terkadang kebatilan itu memiliki kekuatan dan tersebar jika tidak ada kebenaran yang menghadangnya, maka tatkala kebenaran itu datang, kebatilan pun melemah, sampai tidak tersisa gerakannya. Oleh karena itu tidaklah tersebar kebatilan kecuali di masa-masa dan tempat-tempat yang kosong dari ilmu tentang ayat-ayat Allah ‘azza wa jalla dan penjelasan-penjelasannya.” [Tafsir As-Sa’di, hal. 464]

*🔸LATAR BELAKANG PENAMAAN “USTADZ SUNNAH” DAN “KAJIAN SUNNAH”🔸*

Penamaan “Ustadz Sunnah” dan “Kajian Sunnah” tidaklah datang dengan sendirinya, tapi karena adanya faktor yang sangat kuat, yaitu tidak lain adalah karena kajian-kajian yang dibahas oleh para da’i tersebut selalu merujuk kepada sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, dan menjauhi setiap ajaran baru (bid’ah) yang tidak berdasar petunjuk beliau shallallahu’alaihi wa sallam.

Semua kajian berdasarkan pemahaman sunnah, apakah itu kajian tafsir, hadits, tauhid, fiqh, adab dan lain-lain selalu merujuk kepada sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, karena sunnah yang dimaksudkan di sini adalah semua ajaran yang berasal dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, yang tertera dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai Pemahaman Salaf.

Atau dengan kata lain “Ustadz Sunnah” dan “Kajian Sunnah” yang dimaksudkan di sini adalah ustadz atau kajian Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Seorang ustadz atau kajian yang selalu merujuk kepada manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah, nama lainnya adalah Salafiyyah, sebuah metode beragama yang selalu merujuk kepada generasi Salaf, generasi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu’anhum.

Disebutkan dalam fatwa Lajnah Daimah,
“Orang-orang yang mengikuti ajaran Muhammad bin Abdullah ‘alaihissholaatu was salaam dan para sahabat beliau ridhwaanullaahi ‘alaihim ‘ajma’in, mereka itulah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.” [Fatawa Al-Lajnah ad-Daimah, 2/230]

Disebutkan juga dalam fatwa Lajnah Daimah,
“Salafiyun adalah kata jamak ‘salafiy’ yang merupakan penisbatan kepada generasi salaf yang telah berlalu penjelasan maknanya (yaitu generasi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan sahabat radhiyallahu’anhum), maka salafiyun adalah orang-orang yang berjalan di atas manhaj (metode beragama) kaum salaf, yaitu mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah serta mendakwahkannya dan mengamalkannya, sehingga dengan itu merekalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.” [Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 2/243]

Maka sunnah yang dimaksudkan di sini adalah yang berlawanan dengan bid’ah, bukan yang berlawanan dengan makruh, bukan pula nama lain dari hadits, tetapi semua petunjuk yang datang dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam apakah tertera dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits yang sesuai dengan Pemahaman Salaf, itulah yang dimaksud sunnah.

Jadi salah kaprah apabila “Ustadz Sunnah” yang dimaksudkan di sini disamakan dengan ahli hadits yang kurang paham fiqh, dan selain “Ustadz Sunnah” adalah ahli fiqh walau kurang menghapal dalil.

Bahkan kenyataannya di kalangan para da’i sunnah terdapat para ustadz yang juga pakar fiqh, ushul fiqh dan ekonomi syari’ah.

Demikian pula kajian-kajian sunnah bukan hanya membahas hadits, dan pada umumnya kajian-kajian tersebut langsung menggunakan kitab-kitab para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam berbagai bidang:

Love Islam [Kumpulan Faedah] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora