CHAPTER 06; TARUHAN

3.1K 316 35
                                    

"Kamu membuatku bingung, hari itu. Untuk pertama kalinya aku bingung ingin melakukan apa, maaf."

Someone

***

BUGGHH!

Cukup keras untuk menimbulkan sebuah suara berdebum yang mampu membuat Rama berjengkit kaget dengan perbuatannya sendiri

Rama mengerjapkan matnaya beberapa kali, cowok itu baru tersadar dari keterkagumannya terhadap kemolekan tubuh Tiara.

"Luar biasa tuh cewek bisa bikin gue lupa diri, njir." Rama berjalan sambil menggelengkan kepalanya.

***

Gadis berambut panjang itu menata rambutnya menjadi dua kepang mikro dari masing-masing sisi kepala cantiknya membentuk setengah di belakang kepalanya kemudian ia ikat dengan karet kecil berwarna hitam sebelum ia mengikatkan sebuah pita panjang berwarna putih gading di rambut panjang bergelombangnya, membuat gadis dengan wajah ayu itu terlihat manis.

Mutiara April tahu, sangat tahu jika kegemarannya menata rambut supaya rapi dapat memakan waktu lebih banyak dari pada sarapan, maka dari itu untuk kesekian kalinya ia bangun lebih pagi lagi. Gadis cantik beriris hitam pekat dan bulu mata lentik di bawah alis tebalnya yang tertata rapi itu melakukan segalanya bukan sekedar hanya untuk menata rambut.

Bukan juga karena pemuda jangkung yang menjabat sebagai sahabat rasa pacarnya telah menunggu lama di depan pintu. Sebaliknya, Mutiara April ingin lebih cepat selesai hingga ia memiliki kesempatan untuk menunggu kedatangan Raja Samudra di depan pintunya.

Anggap saja ia konyol, atau bodoh karena ingin merasakan yang namanya 'Menunggu Raja Samudra', tetapi begitulah adanya. Entahlah, ia hanya ingin.

Selalu tepat waktu dan selalu Samudra yang menunggunya. Bahkan cowok itu tidak keberatan datang setelah subuh untuk membantu Tiara menyiapkan kebutuhan sekolah gadis itu saat hari pertama semester kedua ditahun pertama sekolah menengah atas mereka dimulai. Ya, itu terjadi karena kecerobohannya saat meletakkan barang-barang miliknya. Namun setelah itu ia belajar untuk menata barang-barangnya dengan benar supaya tidak merepotkan Samudra lagi.

Tiara tersenyum lebar saat tidak mendengar bel apartemennya berbunyi bahkan setelah ia selesai mengenakan sepatu berwarna hitam bergaris putih tebal di bagian bawahnya, tandanya Samudra belum datang dan misinya kali ini berhasil. Tiara mengambil tas ransel berwarna coklatnya dan melangkah dengan semangat tiada taranya.

Tiara membuka pintu apartemennya dengan senyum bahagia terlukis di bibir. Senyum istimewa untuk menunggu seseorang yang istimewa dan hal pertama yang istimewa, setidaknya jika kali ini berhasil.

"Hk!" Memekik kaget Tiara mengusap dadanya untuk menenangkan jantungnya yang langsung berulah.

Bagaimana Tidak? jika tepat ia membuka pintu ternyata Samudra sudah berdiri menjulang dengan gantengnya menjulurkan tangan ke depan, tepatnya ke arah tombol bel di samping kiri pintu, cowok itu sudah berniat menekan tombol yang akan menimbulkan bunyi itu.

Ini bukan jenis terkejut biasa, ini jenis perasaan campur aduk. Ditengah rasa terkejut, rasa kecewa kembali hadir karena ia gagal lagi, belum lagi rasa berdebar karena tidak siap menerima efek kegantengan Samudra yang tiba-tiba hadir.

"Sam, lo ngagetin tau nggak?" Tiara memukul lengan Samudra dengan wajah cemberut.

Oke, pada akhirnya ia gagal lagi untuk menunggu Samudra. Apa iya Tiara harus bangun jam dua dini hari agar bisa menunggu Samudra. Apa tidak sekalian ia tidak usah tidur saja ya?

Samudra tersenyum yang nampak sangat menawan di mata Tiara, senyum lembut dari wajah tampan. Cowok itu maju selangkah untuk memeluk pinggang Tiara dan menarik cewek itu untuk maju mendekat.

ERROR (Sahabat Rasa Pacar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang