CHAPTER 07; KEBOHONGAN

2.4K 277 5
                                    

"Anggap aku bodoh, karena ketika kamu berbohong aku malah percaya dan senang? Sekali lagi, aku mendapat yang pertama darimu, tahun ini, kebohongan pertamamu kembali jadi milikku. Terima kasih."

Someone

***

"Kalo gini gue perlu ngeluarin keahlian," ucap Rama, menatap mata Tiara lebih serius dari sebelumnya.

"Apa?" tanya Tiara tidak mengerti, sembari mengerutkan kening sebagai pembukti.

"Gimana kalau kita taruhan?"

Tentu saja cerita mulai menarik, menurut kalian mengapa kutulis sebuah cerita dari sini berawal? Karena dari sinilah semuanya akan menjadi sebuah permainan. Permainan yang dengan sayangnya tidak mereka ketahui sampai kapan akan mereka mampu kendalikan.

***

Seketika kalimat Samudra bahwa dirinya tidak boleh terlibat sedikitpun masalah dengan geng Pewayangan yang terkenal satu sekolah teringat di benaknya, hingga dengan tegas Tiara menjawab, "Nggak." Titik tidak ada koma bagi Tiara.

Gusti Rama terkekeh kecil, terdengar menyebalkan dengan nada mengejek yang ditangkap telinga Tiara.

Tentu saja, tidak semudah itu bagi Gusti Rama. Bukankah sebelum ia menerima mentah-mentah tantangan untuk menaklukan Mutiara April ia sudah menduga tidak akan semudah biasanya? Namun, segalanya juga tidak sesukar yang ia bayangkan. Ia tahu setiap langkah yang ia ambil akan selalu menguntungkan.

"Hmmm ... yakin?" Cowok berambut acak-acakan itu berdiri semakin santai dengan jemari mengusap dagu. "Gue tahu banget apa yang akan ngebuat lo tertarik sama taruhan ini," ucap cowok itu, mendekat satu langkah. Berusaha membuat segalanya terlihat menarik di depan mata Tiara. Oh ... tentu saja, Rama tahu pasti ini akan sangat menarik. Sekali lagi, ia sangat tahu segalanya akan selalu menguntungkan.

Setelah yakin dengan tanda titik dalam keputusannya, mendadak ia ragu dengan timbulnya tanda tanya. Tiara mengerutkan keningnya, melihat kesungguhan di mata Rama tentu pertanda buruk bagi gadis bemata bulat itu.

Rama melipat tangan di depan dada menundukkan sedikit tubuhnya untuk berbisik di telinga Mutiara April si gadis cantik bahan taruhannya.

"Karena taruhan kita tentang sahabat lo, Samudra," ucap cowok itu, mampu membuat Tiara mengerutkan kening tidak mengerti.

Ia tentu tidak mengerti, untuk apa mempertaruhkan Samudra? Mengapa Samudra? Ada apa dengan Samudra?

Rama menegakkan tubuhnya kembali, ia tersenyum sinis dengan mata fokus ke arah mata sang Mutiara April yang ia akui indah itu, mata lucu bagai milik boneka. Hanya butuh dua pertanda untuk sebagai pertanda keberhasilan.

Pertama keterdiaman, ia berbangga diri Tiara melakukan itu sekarang.

Kedua kerutan di kening, sungguh sial beruntung ia melihatnya dengan jelas di kening gadis itu

"Mungkin lo nggak sadar, tapi gue yakin, Sangat.yakin. kalau sebenernya, lo nggak banyak tahu soal sahabat lo itu," ucap Rama, menekankan beberapa kata dalam kalimatnya.

Seketika, terasa kesadaran menyentak otaknya. Seakan membawa Tiara ke dalam kesadaran yang telah lama ia tinggalkan di sebuah tempat, tempat yang ada namun selama ini tidak ia hiraukan. Tiara yang awalnya menatap dada Rama mengangkat pandangannya untuk menatap mata Rama.

Dalam batin ia bertanya, apakah itu benar atau salah? Ia tahu betul apa yang Samudra suka dan tidak, bagaimana sifat cowok itu ... atau itu semua bukan yang ia tahu? Atau itu semua hanya yang ia rasa tahu saja? Bagaimana jika apa yang ia ketahui selama ini bukan yang sebenarnya? Bagaimana jika yang ia ketahui bukan yang ia ketahui dengan jelas?

ERROR (Sahabat Rasa Pacar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang