CHAPTER 18;RAHASIA SAMUDRA NOMOR TIGA

1.3K 151 1
                                    

"Gue nggak akan pernah hancur saat ada dia"

__someone__

***

Namun, yang lebih aneh adalah tatapan Gusti Rama yang kali ini menusuk padanya. Wajahnya mengeras seperti memikirkan sesuatu yang berat.

Maka dari itu Tiara menyentuh telapak tangan Rama di atas meja, kemudian berucap, "Rama? Lo baik?" Karena Tiara tidak ingat, pernah melihat Rama tidak tersenyum padanya.

Rama menatapnya, ia berkedip dan menghela napas bersamaan, menunduk sejenak sebelum berkata, "Rahasia Samudra nomer tiga."

***

Sebelumnya, Tiara akan penasaran sekali apa rahasia Samudra, itulah yang menariknya untuk ikut dalam permainan Gusti Rama. Namun, kali ini ia lebih dari itu. Tiara super khawatir, dan itu perasaan yang sangat buruk.

Pertama, karena wajah Rama yang berbeda. Kedua, ingatannya atas rahasia Samudra sebelum-sebelumnya, semua sudah pasti berbahanya, mengagetkan Tiara, lebih lagi bukan Samudra yang Tiara tahu sama sekali. Yang ketiga, sekali lagi Tiara tidak tahu ke mana ia akan menuju.

Tiara hanya pernah melihatnya di televisi, bangunan dengan tembok super tinggi yang sedikit jauh dari kota. Untuk informasi, tiga jam lagi tengah malam. Mereka sudah menyusuri jalan lebih setengah jam lamanya.

"Rama, kenapa ke sini?" Pikirannya super buruk ketika Rama sukses parkir di area bangunan ini.

Rama tersenyum kecil, ia menyerahkan jaket kepada Mutiara April karena ia rasa baju panjang berwarna coklat gadis itu tidak cukup hangat di sini.

"Samudra di penjara? Kenapa?" Namun, Tiara tidak menghiraukan jaket Rama, ia memilih cepat keluar dari mobil dan memperhatikan bangunan di hadapannya yang tidak memperlihatkan keadaan di dalam sama sekali.

Maka dari itu, Rama sendiri yang memakaikan jaket berwana putih itu pada Mutiara. Gadis yang wajahnya penuh kekhawatiran itu menatap Rama menuntut jawaban.

"Di sini atau pulang?" tanya Rama, ia mengedikkan dagu ke arah bangunan yang biasanya penuh tahanan dan polisi itu.

Oh ya, tentu saja Tiara menjawab, "Di sini." Karena ini semua tentang Raja Samudra, tidak ada yang bisa menghalanginya.

"Janji dulu, jangan nagis depan gue."

"Kenapa?" Sebenarnya, pertanyaan Tiara karena ia tidak dengar jelas kalimat Rama, bukan berartikan kenapa ia tidak boleh nangis di depan Rama.

"Karena, gue takut." Sejujurnya, Rama mulai pakai hati kepada gadis yang sudah tahu dipermainkan, tetapi masih bertanya apa ia baik-baik saja.

Tiara terdiam sejenak, ia mengerutkan kening tidak mengerti apa-apa, ia hilang fokus karena khawatir kepada Samudranya.

"Insyaallah semuanya baik." Itu satu-satunya respon yang dapat ia berikan.

Setelahnya, Rama menyentuh punggung Tiara untuk jalan seiring dengannya.

Tiara kira, ia akan masuk ke sana. Namun, Rama berujar, "Tunggu sini aja." Sembari menahan lengannya.

"Kenapa nggak masuk? Kalok samudra dimarahin polisi gimana? Kalok Samudra nggak keluar-keluar gimana?" Terdengar khawatir sekali gadis itu, bahkan tangan yang ia gunakan untuk meremas bajunya sudah memerah.

Maka duduklah ia di bangku luar bersama Gusti Rama karena tarikan pemuda itu. Kegiatan kantor polisi sedikit sepi, karena Tiara tidak melihat tersangka keluar-masuk dari sana, ini sudah malam sekali lagi. Bahkan di luar sini nyaris tidak berpenghuni, hanya polisi jaga di gerbang sana.

ERROR (Sahabat Rasa Pacar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang