CHAPTER 14; SAAT SAKIT

2.2K 216 24
                                    

"Orang yang tersakiti ketika kalian tersakiti, adalah orang yang paling bisa menjaga kalian agar tidak tersakiti."

-Someone-

***

"Rama?" Kembali ia mengeluarkan suara memekik, jelas saja. Selain wajah pemuda itu yang mengeras, cekalannya di lengan Mutiara April juga tidak kalah keras.

Tubuhnya terhuyung, kemudian ia kembali memekik terkejut. Kakinya kedinginan, perlu Tiara ingatkan bahwa ini lebih dingin lagi, jantungnya berdering, ia bukan tidak tahu harus berkata apa, ia hanya tidak sanggup untuk mengeluarkan semuanya.

"Sam?" Dengan keringat di keningnya.

***

"Sam?" Dengan air mata di pipinya.

"Sam!" Dengan darah di kepalan tangannya.

Tiara memucat, melihat segalanya ia tidak bisa mengerjapkan mata dengan benar. Jangankan mengerjap, bernapas saja ia hampir lupa caranya.

Raja Samudra menengok, mendengar pekiknya seperti mendengar maut menyambutnya. Matanya membulat, meski bibirnya terkunci rapat, dapat terlihat kerutan di kening pemuda itu.

Kembali kepada Mutiara April, ketika jantungnya bermain musik rock di dalam sana, ia kembali mengingat.

"Di mana?" Ingatlah Mutiara April yang mendengar kalimat itu dari bibir si Rama sebelum berangkat.

"Sialan, lo cegah dia." Ingatkan mutiara April yang mengatakan soal program KB.

Matanya berlinang, ia mungkin tidak bisa marah kepada sahabatnya, tetapi jangan pikir bahwa ia tidak bisa tersakiti. Ini jenis perasaan yang benar membingungkan. Mutiara april tidak tahu perasaan jenis apa ini. Seperti marah tapi lebih mirip kecewa. Seperti kecewa tapi duel sengit dengan sakit. Ia bingung, yang ia tahu bahwa ini perasaan yang menyesakkan, menikam, sekaligus memeras.

Dengan segenap kewarasan di kepalanya, beserta setetes air mata di pipinya. Gadis bercelana tidur dengan bahan satin sepanjang pertengahan pahanya itu mendekat.

Pengertian ketika Raja Samudra melepas cengkraman di kerah baju seseorang yang sudah tidak sadar, ketika Raja Samudra menegakkan tubuhnya, ketika Raja Samudra memejamkan mata siap menerima kekerasan fisik apapun itu yang akan dilakukan Mutiara April untuk melampiasakan laranya.

Adalah perhatian Mutiara April yang malah meraih telapak tangannya, menjadikan satu untuk ia genggam ke dalam telapak tangan mungilnya. Berharap telapak tangan penuh cairan merah itu tertutupi dengan telapak tangannya. Ingat, bahwa itu hanya harapan. Nyatanya, tangannya tidak cukup.

"Ayo pulang." Dengan lengkungan bibir ke bawah, ia mengangguk garis keras untuk meyakinkan.

"Gue kedinginan." Karena di balik kalimat itu, tersirat kalimat: "Gue minta peluk." Maka dari itu dengan keadaan telapak tanagn tergenggam erat oleh telapak tangan mungil, Raja Samudra menjatuhkan kepalanya di pundak Mutiara April.

***

Tiara bukan tidak bisa memasak, hanya saja Raja Samudra itu memang yang terbaik dalam segala aspek. Namun, khusus hari ini, ia memasak untuk Raja Samudra.

"Kenapa lo gak nyuruh gue masak kayak biasa?" Sedari tadi keheningan menyapa, jadi anggap saja wajar jika Tiara yang sedang menata masakan ke dalam piring terkejut ketika Raja Samudra bersuara.

Ketika Samudra mendengus, Tiara mengerutkan kening.

"Lo jijik setelah liat tangan gue berlumur darah, kan?"

ERROR (Sahabat Rasa Pacar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang