Rasa Sakit Mereka

8.2K 869 24
                                    

Tinggalkanlah jejak, nak




💜💜💜💜💜💜💜💜































Hari ini adalah hari libur. Satu dari dua hari dalam seminggu dimana tetek bengek persoalan sekolah tidak lagi menjadi hal yang mengkhawatirkan.

Begitu, seharusnya.

Namun, tidak lagi bagi Kim Taehyung.

"Ne eomma..."

"...."

"Aku bukan anak kecil lagi, astaga. Aku bisa mengurus diriku sendiri, eomma. Tidak usah khawatir."

"...."

"Iya, aku makan dengan teratur. Tidak usah, eomma. Tidak perlu kemari. Aku bisa menjaga diriku."

"...."

"Sudah ya. Aku ada jadwal latihan basket hari ini. Sampai jumpa, eomma."

Pip

Dan Taehyung mengakhiri panggilannya secara sepihak. Ia hanya ingin menghindari rentetan omelan dari ibunya. Apalagi setelah ibu nya mengetahui bahwa ia kembali bermain basket. Jika sang ibu berada bersamanya sekarang, Taehyung jamin ibunya akan berteriak khawatir dan menanyakan ini-itu perihal cedera bahunya.

Huh, terkadang... Memiliki orang tua yang overprotektif itu sedikit menyebalkan.

Tapi, itu lebih baik karena Taehyung tahu mereka hanya sedang menunjukkan rasa sayang mereka

"Huuh..."

Lagi, Taehyung menghela napasnya. Entah untuk yang keberapa kali. Padahal hari masih pagi dan matahari masih sangat bersemangat diujung sana memperlihat eksistensinya dengan kemilau kuning keemasan.

Ia memandangi pantulan bayangannya pada cermin besar yang lebih tinggi darinya.

"Seharusnya aku tidak menyetujui permintaan Min-ssaem."

Taehyung bukannya menyesal, hanya saja ia kesal karena waktu santainya yang berharga di hari libur sekarang mesti tersita oleh jadwal latihan yang padat akibat kompetisi yang semakin dekat.

"Baiklah... Hanya sebulan."

Kemudian ia meraih jaket denim yang tergeletak di ranjang berukuran king size miliknya. Menggendong tas selempang hitam berukuran sedang hadiah dari sang ayah lalu berjalan keluar dari apartemen miliknya.















.
.
.
.
.
.
.
.
.
.













Bugh

"Sialan, Parkㅡ"

"Sana ganti. sepuluh menit lagi latihan dimulai." Lalu Jimin dengan acuh meninggalkan Taehyung seorang diri di ruang ganti. Mengabaikan decakan tak suka yang keluar dari mulut Taehyung akibat tingkah semena-mena ketua club basketnya yang melempar buntalan seragam resmi club basket sekolahnya dengan brutal.

Jika bukan karena ia menghormati posisi Jimin, mungkin Taehyung bisa saja menarik teman pendeknya itu lalu mengapit lehernya diantara kedua tangan hingga laki-laki yang tidak lebih tinggi darinya itu kehabisan napas.

Baru saja ia melepas jaket denim dan kaos hitam yang melapisi tubuh kurusnya, seseorang datang dari arah pintu.

"Berhenti datang kemari, Park. Aku sedang ganti baㅡ" mulutnya terkatup seketika. Taehyung total dibuat bungkam dengan mata membulat sempurna.

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang