Aku Sudah Mati

6.2K 625 68
                                    

Jangan hujat aku;)














.
.
.
.
.
.
.
.






















Jungkook's POV

Malam ini aku harusnya pergi bekerja di Supermarket milik si pria tua bangka. Sialnya, karena pertambahan porsi latihan basket lagi-lagi aku harus terlambat bekerja. Aku yakin sekali pria tua bangka itu pasti sudah menanti kedatanganku. Bukan untuk menyambutku dengan senyum manisnya, tapi untuk meneriakkan ancamannya dan berkata dengan seenak jidat bahwa ia akan benar-benar tidak memberikan upahku untuk bulan depan.

Double sialan!!!

Kalau itu benar terjadi, mungkin aku akan benar-benar mencari pekerjaan lain. Setidaknya di tempat yang pemiliknya tidak banyak tingkah dan banyak mengancam seperti si tua bangka itu.

Diburu waktu, aku pun memutuskan untuk mencari jalan pintas. Menjauh dari jalan besar dan memasuki beberapa gang kecil yang kuketahui memiliki beberapa jalan tembus yang setidaknya mampu memotong beberapa menit waktuku berjalan jika melalui jalan biasa.

Ketika sampai di belokan kelima, aku bisa mendengar ada suara tawa menggelegar dari beberapa pria yang berkerumun nyaris menutupi jalan. Aku berusaha tidak mengacuhkan mereka. Berpikir masa bodoh dan bertindak senormal mungkin ketika akan melalui mereka.

Pekerjaanku lebih penting sekarang.

Aku harus memastikan upahku sampai ke kantungku kalau tidak mau terusir dari apartemenku bulan depan karena belum melunasi uang sewa.

Entah bagaimana aku berhasil melewati mereka. Dan nampaknya mereka juga tidak mempermasalahkan keberadaanku. Diam-diam aku menghembuskan napas lega.

Nah, sekarang aku harus bergegas kalau tidak mau sampai melebihi waktu yang ditetapkan bosku.

Aku pun bersiap hendak mengambil langkah untuk berlari. Akan tetapi, mataku menangkap bayangan orang lain yang menghalangi jalanku. Aku lantas mendongak mengikuti arah bayangan tersebut. Kudapati beberapa pria berdiri di hadapanku. Keningku berkerut bingung. Mereka bukan sekumpulan pria yang tadi kulewati.

"Rupanya dugaanku benar."

Salah satu diantara mereka bersuara.

"Wajahnya masih tetap sama seperti terakhir kali aku melihatnya. Sungguh menyebalkan!!"

Aku mengenyit. Sebenarnya siapa yang sedang mereka bicarakan?

Sebenarnya aku menyadari tatapan tajam yang mereka tujukan ke arahku. Akan tetapi, di kepalaku saat ini hanya dipenuhi pemikiran tentang nasib upah pekerjaanku.

"Ada apa? Kau tidak mengingat kami?"

Dua orang di depanku nampak membuka jalan bersamaan dengan suara lainnya yang muncul dari arah belakang mereka. Dari sana aku melihat ada lagi satu pria yang muncul. Tubuhnya lebih besar daripada pria yang lainnya dan kuyakini dia adalah pemimpin mereka.

Aku memicingkan mata. Pencahayaan yang redup membuat aku kesulitan untuk mengenali dengan baik satu persatu wajah mereka. Sampai saat pria bertubuh besar itu semakin mendekat, aku sontak membelalakkan mata tidak percaya.

"Tidak mungkin." Gumamku.

Pria dengan luka gores memanjang di pipi. Luka yang sukses kutorehkan diwajahnya beberapa tahun lalu.

Dia kembali.

"Kau sudah mengingatnya?"

Oh, sial!!

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang