Jika Aku Siap

4.5K 562 41
                                    

Nah, udah dikabulin kan permintaan double up nya:)

Gue mau caw ngerjain esai:)

Btw, kalian ternyata suka yang panjang2 ya:)




Btw lagi

Selamat streaming konser BTS

Aku mah brainstroming esai saja")














.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


















Sudah sepuluh menit berlalu sejak acara makan malam bersama keluarga Kim dimulai. Tidak ada obrolan apapun yang terjadi, selain dentingan alat makan yang saling bersahutan. Entah bagaimana, semenjak mereka berempat berkumpul di meja makan yang ukurannya tidak seberapa itu, tiba-tiba suasana berubah canggung. Padahal biasanya, jika sudah ada Taehee disana, wanita itu akan banyak bicara atau sekedar berdebat tentang hal-hal sepele dengan sang anak. Akan tetapi, suasananya kini sama sekali sunyi senyap. Seperti mereka menunggu satu sama lain untuk membuka topik terlebih dahulu.

Jungkook sebagai pemuda satu-satunya yang bermarga Jeon ㅡorang luarㅡ agaknya merasa tidak enak hati. Ia sudah melihat bagaimana hangatnya interaksi keluarga Kim saat Taehyung masih dirawat. Pun jika mereka menganut tata krama untuk tidak berbicara selama makan, tetapi atmosfer disana terlalu menekan untuk dikatakan sebagai perwujudan sopan santun. Rasanya seperti, kehadirannya menjadi penyebab. Harusnya, Jungkook sadar untuk tidak melewati batas pada keluarga Kim. Mau bagaimana pun, ia disini bukan siapa-siapa.

Lancang sekali dirinya berani menginjakkan kaki disana. Memangnya dia siapa?

Jungkook diam-diam membuang napas. Hanya menggerakkan garpu dan sendok di tangannya tanpa gairah. Ia baru memakan dua suapan, tapi rasanya enggan untuk mengambil suapan lainnya walaupun masakan Taehee sangat enak. Udaranya terlalu mencekik, ia tidak suka. Jungkook ingin segera menyelesaikan acara makan malam mereka.

Pergerakan Jungkook itu tidak luput dari pandangan Taehyung yang duduk di hadapannya. Pemuda itu memang sedari tadi mencuri pandang ke arah Jungkook. Paham sekali sosok dihadapannya itu merasa tidak nyaman. Belum lagi, ia juga menyadari tingkah sang ayah yang sesekali melirik ke arah Jungkook. Pria itu seolah tengah memindai dan menilai Jungkook. Kentara sekali ingin melemparkan puluhan pertanyaan yang pasti akan berakhir menyudutkan Jungkook. Begitulah Rain yang dikenal Taehyung. Pria yang disegani di dunia bisnis karena kejeliannya dalam memilih siapa saja yang pantas ia jadikan kawan dan lawan.

"Hah!!" Pada akhirnya Taehyung membuang napasnya kasar. Menciptakan suara yang cukup untuk mengalihkan perhatian ketiganya.

"Appa, ayolah!! Berhenti memandangi Jungkook seperti itu!! Lihat, dia tidak nyaman!!" Taehyung tidak membentak, tapi nadanya terdengar jengah.

Jungkook yang namanya disebut kemudian terperanjat. Menatap Taehyung dengan mata yang membola sempurna.

"Eomma juga!! Kenapa jadi diam begitu?"

Suasana menjadi sedikit cair saat Taehee menunjukan cengiran bersalahnya. "Maaf, sayang. Habis eomma takut saat melihat appa mu terkejut sekali waktu eomma bilang akan ada Jungkook juga disini."

Dugaan Jungkook benar. Rain memang tidak menyukai kehadirannya sejak pertama kali mereka bertemu.

Taehyung melihat Jungkook meletakkan alat makannya. Lalu menurunkan kedua tangannya dengan kepala tertunduk dalam.

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang