Bersama

6.8K 704 44
                                    

Dulu sekali, Jungkook kecil pernah merasakan sejumput kebahagiaan.

Setidaknya ia tahu apa dan bagaimana definisi dari kebahagiaan.

Walau hanya sesaat.

Jungkook kecil selalu sendirian. Dari pagi ketika semua anak panti dibangunkan, Jungkook lebih dulu menghilang dan menyendiri di taman panti tepat di bawah pohon yang paling besar dan terletak di area paling jauh. Semua tahu Jungkook akan selalu berada disana. Seharian. Oleh karena itu, tidak pernah ada yang mau repot-repot mencari atau menariknya pulang.

Pun tidak ada yang sudi mengajak Jungkook kecil bermain atau sekedar mendekati dan menemani. Alasannya, mereka tidak ingin berbicara pada patung hidup.

Jungkook kecil tidak pernah tahu apa itu arti dari pertemanan. Apa itu keluarga. Apa itu kasih sayang.

Jungkook yang sejak lahir hidup tanpa tahu siapa orang tua atau keluarganya selalu menjadi anak penyendiri diantara anak-anak panti lainnya. Jungkook kecil begitu tertutup tanpa pernah sekalipun membuka mulut pada semua orang yang hendak mengajaknya berbicara. Pernah sekali ia disangka sebagai penyandang tuna wicara. Namun, semua dugaan itu lenyap ketika suatu hari Jungkook berteriak marah pada salah satu anak panti yang melemparinya dengan kerikil dan mengatainya. Mungkin itu hari pertama sekaligus terakhir Jungkook kecil bersuara.

Hingga pada suatu hari, panti asuhan kecil itu kedatangan anak baru yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan.

Berbanding terbalik dengan Jungkook yang pendiam dan tertutup, anak lelaki ini sangat ceria dan mudah berbaur pada lingkungan barunya. Meski kenyataannya anak itu baru saja ditinggalkan kedua orang tuanya, hal itu tidak lantas merubahnya menjadi murung dan terpuruk.

Anak panti lainnya sangat senang dengan anak baru tersebut. Suara tawa riang tidak pernah lenyap dari panti kala anak lelaki itu bermain dengan yang lainnya.

Sementara Jungkook kecil masih sama. Duduk sendirian dan menatap tanpa minat pada tanah yang didudukinya.

"Hey, kenapa kau sendirian?"

Itu adalah kalimat pertama yang didengar Jungkook kecil saat itu. Suaranya halus, tanpa tuntutat ataupun hinaan. Nadanya bersahabat. Terasa asing sekali di telinga Jungkook kecil pada saat itu. Pun bersamaan dengan teriakan-teriakan berisi larangan untuk mendekati Jungkook kecil yang datangnya jauh sekali. Sudah bisa ditebak siapa pelaku teriakan heboh tersebut.

Rasanya seperti anak panti lainnya tengah mencegah salah satu diantara mereka mendekati sumber bahaya yang mengancam nyawa.

"Apa mereka selalu begitu padamu? Kenapa mereka melarangku menghampirimu?"

Akan tetapi, hal itu tidak lantas membuat si anak lelaki berlari menjauhinya. Anak itu mengabaikan teriakan-teriakan teman barunya disana. Memilih mendudukkan diri di samping Jungkook kecil yang masih enggan menyambut kehadirannya.

Hal itu berlanjut terus. Si anak lelaki akan selalu menghampiri Jungkook kecil setiap harinya. Mengajaknya berbicara. Apapun disuarakannya meski Jungkook kecil sama sekali tak acuh.

Anak lelaki itu tidak pernah menyerah. Apapun dilakukannya agar Jungkook kecil mau membuka suara. Dari mulai membawa mainan hingga makanan. Bahkan anak lelaki itu urung bermain dengan anak panti lainnya. Malah memilih menemani Jungkook kecil yang jelas tidak akan beranjak kemanapun.

Jungkook kecil yang tidak pernah diperlakukan seperti itu mulai merasakan debaran aneh di dadanya. Hal itu sangat mengganggunya. Jungkook kecil mulai menganggap kehadiran anak lelaki itu sebagai pengganggu.

Hingga tepat di hari ketujuh anak lelaki itu mengunjunginya lagi, Jungkook kecil akhirnya menyuarakan ketidaksukaannya dengan suaranya yang patah-patah.

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang