Nyaris

5.4K 613 58
                                    

Jadi, ini yang dihasilkan setelah gue menggabungkan voting nomor 2 dan 4

Maaf jika tidak sesuai ekspektasi"(
















.
.
.
.
.


























Tiga hari terlewati semenjak kompetisi basket. Selama itu pula sosok pemuda tampan masih setia terlelap dalam pembaringan.

Ruangan bernuansa putih itu sunyi senyap. Hanya deru napas lemah yang sesekali terdengar sekaligus pertanda bahwa si pesakitan masih bertahan dibalik kondisinya.

Pemuda itu terbaring tenang dalam balutan selimut. Dengan sebuah benda kecil tertancap pada nadi sebagai satu-satunya asupan nutrisi selama ia tak sadarkan diri.

Pemandangan lain terlihat pada ujung tangan si pesakitan yang terhubung dengan selang infus. Ada tangan lain disana yang dengan setia menggengam. Nampak erat meski pelakunya kini turut tenggelam dalam mimpi. Posisi tidurnya tak senyaman pemuda satunya. Mungkin, saat bangun nanti, ia akan merasakan sakit di bagian punggung akibat terus membungkuk.

Terlampau lelah.

Tiga hari penuh berharap pada kesadaran si pesakitan. Tiga hari penuh menangis di tiap malamnya berharap pemuda itu akan bangun dan kembali mengusap air mata itu untuknya.

Sayang, hingga hari ketiga nyaris berakhir, harapannya tak kunjung terkabul.

Paramedis bilang, kondisinya wajar mengingat pemuda itu nyaris meregang nyawa. Mereka juga mengatakan kondisinya kini berangsur stabil dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Akan tetapi, selama pemuda belum membuka mata, ia tidak akan percaya.

Malam itu, Jungkook kembali meracau lirih dalam tidurnya. Terisak kecil dengan racauannya yang mengerang kesakitan. Ia masih terjebak dalam bunga tidurnya yang menyeramkan. Menggambarkan betapa keji kehidupan lamanya meski semua itu telah lama ia lewati.

Genggamannya mengerat pada tangan sang pemuda yang masih tak sadarkan diri. Mencari pertolongan seiring dengan isakannya yang semakin menjadi.

Tanpa diduga, jemari si pesakitan merespon genggaman tersebut. Berawal dari gerakan kecil hingga akhirnya jemari itu sepenuhnya membalas genggaman Jungkook. Tidak hanya itu, ibu jarinya pun bergerak perlahan memberikan usapan lembut pada punggung tangan Jungkook meski gerakannya masih terlihat kaku.

Saat itu, Jungkook masih tersesat dalam mimpinya. Tidak menyadari bahwa ada sosok yang berusaha membawanya kembali ke dunia.

Nyatanya, mimpi itu lebih kuat dalam menyita atensi Jungkook.

Tak ingin membuat Jungkook semakin tersiksa dalam tidurnya. Pun juga tidak ingin melihat Jungkook kembali menangis. Taehyung dengan matanya yang sayu serta bibirnya yang kaku berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan suara. Memanggil nama sang pujaan agar terbebas dari mimpinya meski dengan suara lirih.

"Jung... Kook..."

"Jungkook..."

Hingga pada panggilan ketiga racauan Jungkook terhenti. Bersamaan dengan tubuhnya yang terperanjat. Menyadari ada pergerakan di tangannya, Jungkook lantas mendongak dari posisi tidurnya.

Mata sembab dan jejak air mata yang menggenang sepanjang pipi kanan adalah pemandangan pertama yang menjadi sambutan Taehyung kala itu. Ingin rasanya Taehyung mentertawai seberapa kacau dan lucunya wajah Jungkook. Akan tetapi, ia belum memiliki cukup tenaga untuk itu.

Akhirnya, Taehyung hanya menampilkan segurat senyum tipis. Bentuk sapaan pertamanya setelah sekian hari terbaring tak berdaya.

Air mata lolos membasahi kedua pipi Jungkook. Ia kembali menangis.

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang