Janji Tersirat

4.2K 580 149
                                    

Pagi masih cukup gelap saat Jungkook membuka matanya. Ia melirik ke arah jam dinding yang kedua jarumnya menunjuk angka tiga. Ini bahkan masih terlalu dini untuk dikatakan pagi hari. Lantas, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tepat di sebelah kanan dimana tangannya terasa seperti ditindih sesuatu.

DEG

Jungkook refleks menahan napasnya saat ia mendapati keberadaan Taehyung yang tertidur dalam posisi menekuk punggung sembari terduduk di sebuah kursi kayu. Sesak di dadanya kembali saat ingatannya berputar pada beberapa waktu ke belakang. Ia bahkan nyaris kembali kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.

"Jungkook, tenanglah. Tarik napasㅡ tarik napas panjang, perlahan. Pelan-pelan saja."

Entah mengapa, kalimat itulah yang muncul di kepala Jungkook pertama kali. Rasanya seperti tubuhnya secara otomatis mengikuti perintah itu dengan baik sampai ia kemudian mampu mengendalikan diri. Napasnya perlahan kembali teratur dan tangannya berhenti bergetar. Akan tetapi, hal itu belum cukup untuk menahan bendungan air di matanya serta isak tangis yang kemudian kembali terdengar.

Hal itu sontak membuat Taehyung terkesiap dalam tidurnya. Pemuda itu terbangun dengan keadaan mata membelalak lebar begitu melihat Jungkook sudah berlinangan air mata.

"Jungkook, heyㅡ Kau mimpi buruk lagi? Tidak apa-apa. Aku disini. Aku disini. Aku kembali. Aku tidak pergi kemanapun." Mengabaikan tubuhnya yang nyeri akibat posisi tidur yang tak nyaman serta jahitan di bahunya yang belum mengering, Taehyung dengan teramat hati-hati menyeka air mata di pipi Jungkook dengan ibu jarinya. Tidak lupa, pemuda itu juga mengusap lembut dahi hingga puncak kepala Jungkook.

Jungkook tidak melawan ㅡseperti sebelumnya. Akan tetapi, tangisnya juga tidak kunjung reda.

"Hey, tenanglah. Aku tidak akan menyakitimu. Aku disini bersamamu. Jangan takut."

Ditengah pandangannya yang memburam akibat air mata yang berdesakan ingin keluar, Jungkook menemukan noda merah melebar di sepanjang bahu Taehyung.

"Kenapaㅡ kenapa kau tidak... pergi..." Akhirnya Jungkook bersuara meski matanya tidak tertuju ke arah Taehyung. Rasanya, ia tidak sanggup melihat ke arah pemuda tersebut

"Apa yang kau katakan, Jungkook? Aku tidak akan pergi. Tidak lagi. Jangan pernah berkata seperti itu lagi. Aku mohon. Biarkan aku berada disisimu."

Taehyung meraih satu tangan Jungkook. Menggenggam nya erat seolah ia tidak ingin kehilangan sosok yang berada di hadapannya kini.

"Kumohon, dengarkan dulu penjelasanku. Setelah itu... Setelah itu kau bebas memutuskan. Aku akan pergi, jika memang itu yang terbaik untukmu, tapi aku mohon... Biarkan aku... menjelaskan semua."

Jungkook tidak membalas, tetapi ia meremas tangan Taehyung dengan kuat. Taehyung mengartikan hal tersebut sebagai tanda bahwa Jungkook menginginkan penjelasannya.

"Hari itu... Saat dimana aku tidak kembali untuk makan siang bersamamu... Aku sudah tahu kalau akan ada yang datang untuk mengadopsiku. Aku tidak mengatakannya padamu karena aku pikir, aku masih bisa menemuimu walaupun aku sudah tidak lagi tinggal disana. Sampai di malam sebelum aku pergi, pemilik panti mengatakan padaku kalau keluarga yang mengadopsiku berniat membawaku keluar negeri karena memang sejak awal mereka hanya berkunjung ke negara ini. Kau tahu sendiri, Rain dan Taeheeㅡ mereka bekerja dan tinggal di Amerika."

"Aku sempat menolak. Aku bahkan meminta pada pemilik panti agar membujuk mereka untuk mengadopsimu bersamaku. Tapi, dia berkata tidak bisa. Rain sudah menandatangani dokumen pengalihan asuh atas namaku. Belum lagi, sejak awal memang panti menetapkan hanya ada satu anak yang bisa diadopsi oleh satu keluarga. Aku melakukan apapun Jungkook. Malam ituㅡ malam itu bahkan Taehee kembali ke panti atas permintaanku."

Save Me (Vkook FF) #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang