1.SI ICE GIRL

7.2K 335 155
                                    

1. SI ICE GIRL

Malam yang indah datang dengan gemerlap bintang yang bersinar terang. Anis duduk di dekat jendela kamarnya dan memandangi setiap cahaya yang berkilau di langit yang gelap nan pekat itu.

Dia bangkit dari tempat duduk, mengambil laptop dan pergi ke Roof untuk menyelesaikan tugasnya. Jarinya terus saja menekan keyboard hingga waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi.

Menyaksikan langit berwarna semburat jingga dengan siluet biru terlihat sangat indah disertai udara yang masih segar itu menjadi salah satu hal favorit Anis. Dia memejamkan mata dan membiarkan tubuhnya diterpa oleh dinginnya angin di pagi itu. Bu Sarah-Mama dari Anisa kini berjalan mendekatinya. Sedangkan gadis itu tidak berbicara sepatah kata pun, hanya diam dan menunjukkan ekspresi datar.

"Kamu tadi malam gak tidur, Nis?"

Anis menggeleng singkat.

"Kenapa kamu gak tidur?"

"Tugas,"

"Tapi kamu kan juga butuh istirahat nak, biar kamu fit di sekolah nanti."

"Saya permisi dulu,"

Berlalu begitu saja, Anis meninggalkan mama nya yang masih diselimuti rasa bersalah. Ia sangat tau kalau putrinya itu sekarang menjadi lebih jauh darinya karena Ia terlalu sibuk mengurusi bisnis nya, namun harus bagaimana lagi, Ia mengganggap itu sebuah tanggung jawabyang besar dan tidak bisa ditinggalkan.

***

Pukul 06.30 Anis sudah selesai menyiapkan semua perlengkapan sekolah dan siap untuk berangkat. Sedangkan Bu Sarah sudah menyiapkan sarapan untuk Anis di Ruang Makan. Hal yang jarang terjadi memang, Anis tau mama nya itu wanita karier yang super sibuk dan jarang ada waktu apalagi untuk menyiapkan sarapan seperti ini.

Bi Sry memanggil Anis untuk turun ke Ruang Makan. Masih dengan ekspresi yang sama, dia turun dari tangga dengan menenteng tas bermotif kan loreng dan berseragam namun dengan celana jeans karena Ia berniat mengendarai motor ke Sekolah.

"Non gak pakai rok sekolah?"

"Nanti saya pakai di sekolah,"

Bi Sry mengangguk dan tak berani bertanya lagi, Ia tau jika gadis itu tidak suka banyak ditanya apalagi untuk urusan yang tidak penting. Bel rumah berbunyi dan Bu Sarah berniat untuk membukakan pintu dan ingin tahu siapa tamu yang datang se-pagi ini.

"Selamat pagi, Tante." sapa seorang gadis dengan seragam putih abu-abu dengan rambut tergerai itu.

"Pagi nak Echa."

"Anis nya ada, Tan?"

"Ada, itu lagi makan. Kamu makan juga gih."

"Sebenarnya Echa mau banget, Tante. Tapi ini udah hampir terlambat."

"Oh yaudah, kamu buruan berangkat sama Anis sana."

Mendengar suara Echa, Anis langsung menghentikan aktifitas makannya dan berjalan menuju teras rumah.

"Saya berangkat," ucap Anis.

"Iya,"

Mereka berdua berjalan menuju ke Garasi. Echa yang sedari tadi ngedumel karena Anis tak kunjung merespon apapun kini mendadak berhenti.

"Kita ngga ke Sekolah pake motor lo ini kan?"

"Naik," ucap Anis sembari menghidupkan motornya itu.

"Tapi kan," kalimat Echa menggantung, mata nya tertuju ke rok sekolah yang Ia pakai.

Anis paham, Ia mengeluarkan jaketnya dari tas kemudian melempar jaket tersebut pada Echa.

"Buat nutupin paha lo,"

Problem [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang