21. MISSION

2.6K 140 16
                                    


Anis dan Dave sudah siap dengan jaket berwarna hitam dengan logo tengkorak bersayap di dada sebelah kanan. Mereka masuk ke dalam pesawat dan pergi menuju ke tempat tujuan nya.

"Dave, lo yakin? Kayak nya lo lagi kurang fit deh. Lo tunggu di pesawat aja ya? Gak usah ikut"

"gak papa kok Nis"

"Dave? Muka lo pucet. gue gak ngizinin lo"

"udah lah, gue biasa di situasi kayak gini, jadi aman-aman aja"

"gak ada penolakan"

"Nis, please. Sekali aja, biar gue ngerasain ngejalanin misi bareng lo" Dave memohon.

"huh. Oke, lo gak boleh jauh-jauh dari gue"

Dave tersenyum puas.

- - -

Setelah dua jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah pulau yang Nampak tak berpenghuni. Mereka turun dari pesawat dan siap dengan senjata masing-masing. Anis menyusup ke sebuah bangunan diikuti oleh Dave dibelakang nya. Dia melihat dua orang pria sedang menjaga sebuah pintu yang menuju ke sebuah ruang rahasia.

Dorr..

Dorr..

Dua tembakan itu tepat sasaran mengenai kepala kedua pria tersebut.

Anis dan pasukan nya berhasil masuk ke dalam lorong itu. Ternyata lorong tersebut menuju ke sebuah ruangan yang berisikan para pengusaha terkenal dan beberapa bos mafia sedang melakukan pesta  perjudian.

"hand's up!" teriak Anis.

Semua orang mengikuti perintah Anis, beberapa bos mafia itu menelusupkan tangan ke saku jas nya dan mengeluarkan senjata.

Dorr..

Satu tembakan dari salah satu bos mafia itu mengenai lengan Dave dan membuatnya terjatuh.

" Dave!" pekik Anis.

Anis memerintahkan beberapa anggota nya untuk membawa Dave kembali ke pesawat.

Dia kembali fokus terhadap target-target nya. Tangan kanan nya memegang pistol untuk berjaga-jaga, sedangkan tangan kirinya sibuk melemparkan belati ke arah musuh nya.

Jleb

Belati pertama berhasil mengenai leher seorang pengusaha yang terkenal di dalam dunia pasar gelap.

Jleb

Belati kedua mengenai kaki salah seorang bodyguard.

Jleb

Belati ketiga mengenai mata salah seorang mafia yang hendak menyerangnya.

Anis hanya menyimpan empat belati yang ada di saku nya. Belati ke empat Ia khususkan untuk menusuk seorang Bandar yang menyelenggarakan pesta judi tersebut.

Selesai dengan belati nya, Anis kembali fokus dengan dua pistol yang ada di kedua tangan nya. Pistol tersebut tak henti-hentinya menembakkan peluru yang siap membunuh mangsanya. peluru dari pistol tersebut mengandung racun yang cepat menjalar keseluruh tubuh.

Saat Anis berjalan dengan sangat hati-hati di belakang sebuah tembok, keberadaan nya diketahui oleh musuh nya. Posisi Anis pada waktu itu sangat terdesak, Dia dalam keadaan sendiri dan dikelilingi oleh tiga musuhnya yang siap menerkam. Anis berhasil menembak dua orang musuhnya dan langsung lari menjauh dari tempat itu. Namun naas, saat berlari, Ia tak tahu jika di depan nya ada seorang musuh yang sedari tadi mengincarnya, Anis terkena tembakan di bagian perut nya. Ia menahan rasa sakit itu sekuat mungkin, tangan kanan nya memegang bagian perut yang terus mengeluarkan darah. Anis terjatuh tepat di depan seorang laki-laki berbadan tegap dengan dada bidang nya itu, Dia tersenyum miring melihat Anis terluka.

Problem [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang