7. NEW LITTLE BROTHER

3.2K 214 19
                                    

7. NEW LITTLE BROTHER

Anis kembali ke Rumah nya pada pagi hari. Suasana masih sama, tetap sepi dan tidak berubah sedikit pun. Namun dari luar dia mendengar ada suara tangisan anak kecil.

Bukannya gak ada anak kecil di rumah ini? Ah, mungkin gue cuma kurang fokus.

Dia baru menginjakkan kakinya di rumah dan ada seorang anak laki-laki yang baru berumur 5 tahun itu memeluk kakinya. Anis langsung jongkok dan mencoba menenangkan anak tersebut. Anak laki-laki itu memiliki mata yang indah, rambutnya berwarna pirang, dan terlihat sekali kalau dia bukan asli dari Indonesia.

"Don't cry," ucap Anis dengan menghapus air yang ada di pipi anak tersebut.

"I'm scared," jawab anak itu dengan nada yang sangat menggemaskan.

"Why?"

"I see ghost in television," jawabnya dengan menangis.

"Oh baby, don't cry again, I'm here,"

Anis kemudian menggendong anak laki-laki itu dan berjalan menuju kamarnya.

"Do you want to eat?"

Anak itu mengangguk antusias.

"Oke, just wait a minute,"

Anis menuruni anak tangga menuju dapur dengan langkah yang terburu-buru, disana dia bertemu dengan Bi Sry yang sedang menyiapkan makanan.

"Anak siapa?" tanya nya to the point.

"Namanya Erick El-Maino Barack. Dia anak yang dibuang oleh orang tuanya, mereka sudah bercerai, kabarnya anak tersebut ditemukan dalam kondisi menangis karena kelaparan, ibunya risih dan langsung membuang nya ke jalanan," penjelasan Bi Sry.

"Gue bakal jagain El, dia gak boleh menderita lagi," batin Anis.

"Siapa yang bawa dia kesini?"

"Nyonya Non, katanya dia mau mengadopsi anak tersebut dan sekarang lagi mengurus surat-suratnya di London,"

"Bukannya konstruksi pembangunan ada di Dubai?" tanya Anis dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Kata nyonya, ada beberapa berkas yang tertinggal di London, dan saat akan mengambil berkas itu ada anak yang sedang duduk dengan menangis di depan Mansion."

Anis mengangguk paham, Ia segera mengambil roti dan susu untuk diberikan kepada El.

Ntah kenapa dia merasa sangat bahagia ketika mendengar bahwa El akan diadopsi. Dia kembali ke kamar dan mendapati El sedang mengotak atik laptopnya di atas kasur berukuran Queen size itu.

"El! Don't touch that!" ucap Anis sambil berlari mendekati El.

"Sorry hiks," jawabnya dengan menangis.

"I'm sorry, Don't cry again. I can't see you cry," ucap Anis menenangkan sembari membawa El ke dalam pelukannya.

El mulai berhenti menangis, wajah lucu nya Ia tutupi dengan kedua telapak tangan, seolah-olah malu setelah menangis tadi. Anis mulai menyuapi El dan tanpa sadar senyum manis nya terukir kembali. Setelah sekian lama, hari ini Ia bisa tersenyum kembali.

Dia melihat ke arah nakas dan menemukan ponsel nya yang tertinggal di Rumah Sakit sudah ada di sana. Saat Ia membuka ponselnya tersebut, banyak sekali notif-notif dari temannya yang khawatir karena Ia mendadak pergi kemarin. Karena Anis merasa sedikit bersalah dan sangat sadar jika tindakan yang dilakukan kemarin itu salah, Ia memutuskan untuk menelpon Echa.

"Halo?"

"Woy lo kemana aja setan! Kemaren pada nyariin lo tapi gak ketemu,"

"Ssttt, jangan berisik, El lagi tidur," jawab Anis dengan memelankan suaranya.

Problem [REVISI]Where stories live. Discover now