24. PENYESALAN

3.2K 157 4
                                    



Sudah satu bulan Anis tak ada kabar, Echa dkk sedang ada di kelas. Mereka sedang mengobrol, mendadak Echa teringat sosok Anis yang selalu membantu nya dan melindungi nya. Bahkan nyawa pun Anis pertaruhkan untuk sahabat nya. Rendi dan Nathan merasa ada yang aneh pada Echa, yang tadinya sangat sangat banyak bicara mendadak diam.

"Cha? lo kenapa?" Tanya Nathan.

"Anis dimana?!" ucap nya tiba-tiba.

"kok mendadak nanyain Anis? Udah gak marah lagi?"

"kita bisa ngobrol sama Anis lagi dongg" kata Rendi.

"GUE TANYA ANIS ADA DIMANA?!"

"gue gak tau Cha, gue chat dia beberapa hari lalu aja Cuma centang satu"

"gue coba telpon dulu deh ya"

Rendi menelpon Anis, namun tidak ada respon sama sakali.

"gimana?" Tanya Echa.

"nomer nya gak aktif lagi"

Deg!

Echa serasa di tarik kembali ke masa lalu, dimana Anis mendadak pergi empat tahun lama nya dan tidak ada kabar sedikit pun tentang dia.

Echa mematung, tubuh nya serasa tidak bisa digerak kan dan pikiran nya mendadak blank.

"gue takut" ucap nya tiba-tiba.

"kenapa?"

"gue takut Anis pergi lagi, seperti kejadian lima tahun lalu"

"gak mungkin Cha, tenang aja" Nathan mencoba menenangkan Echa.

"Anis pernah pergi?" Tanya Rendi.

"iya, setahun setelah mama nya cerai, kabar nya Anis di sekolahin di luar kota, dia di titipin ke oma nya. Dia pergi selama empat tahun, gak ada kabar dari dia, mama nya tetep di kota ini ngurusin kerjaan nya. Dia kembali setelah masuk kelas Dua SMA"

"dia pergi waktu lulus sd dong?"

"iya"

Echa mengeluarkan air mata nya, dia merasa sangat bersalah.

"Cha, lo kenapa?"

"gue jahat banget ya, Anis udah baik ke gue, baik banget malahan. Dia juga hampir kehilangan nyawa nya gara-gara nolong gue, sedangkan balesan yang gue kasih ke dia? Gue diemin dia cuman gara-gara dia bohong tentang kematian Reza, padahal itu semua pasti demi kebaikan kita semua"

"bukan nya Anis orang nya emang cuek ya? Kalo kita diemin dia juga gak bakal terlalu ngerasain kan?" Tanya Rendi.

"lo salah, Anis sejak ayah kandung nya meninggal, Dia selalu di didik dengan kekerasan. Di waktu kecil yang seharusnya menjadi masa paling indah bagi anak seusia nya, Dia sudah sangat akrab dengan nama nya pukulan, tamparan, caci an, dan hukuman yang lain nya. Menginjak di usia remaja, Anis jadi dingin, setelah kejadian itu" Echa tak bisa membendung kesedihan nya lagi.

"astaga, lo beneran?"

"ya, itu semua bener. Jika lo pikir kehidupan Anis yang sekarang itu enak, bahagia dan berkelimang harta, itu semua salah. Dia jarang punya waktu bareng mama nya, bahkan dia pun masih sering kena marah sama mama nya dan beberapa kali kena tamparan.kalo gue jadi dia, gue udah depresi bahkan udah mati sejak dulu"

"gue gak nyangka kalo hidup Anis tuh dulu nya kelam banget kaya gitu, dia cewe yang kuat ya"

"Ya, dia emang cewe yang kuat, menahan semua derita nya sendirian, setiap ada masalah juga dia yang nanggung dan menyelesaikan itu semua sendiri" kata Echa dengan sedikit tersenyum.

Problem [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang