6. WAKE UP

3.2K 218 27
                                    

6. WAKE UP

Anis sedang duduk di Taman bersama seorang laki-laki yang lebih tinggi darinya. Mereka terlihat sangat bahagia. Anis menyandarkan kepalanya pada bahu laki-laki tersebut.

"Kamu harus pergi sekarang," ucap laki-laki tersebut dengan lembut.

"Kemana?" jawab Anis.

"Ke tempat dimana seharusnya kamu berada."

"I don't wanna to leave you again."

"But u must to leave me," ucap laki-laki tersebut dengan memeluk Anis dan mencium kening nya.

Dan benar saja, laki-laki itu bangkit dan menjauh secara perlahan dari Anis. Dia berusaha mengejar laki-laki itu dengan sekuat tenaga, namun hasilnya nihil, dia sudah pergi, Anis mengikuti sebuah jalan bercahaya yang ada di ujung sana. Setelah sampai di tempat itu dan.....

***

Tangan Anis bergerak menunjukkan kalau dirinya masih hidup. Dokter kaget melihat hal ini, dan lebih anehnya lagi, kini keadaan Anis membaik dari pada minggu-minggu sebelumnya.

"Sungguh keajaiban, pasien kini sudah mulai membaik dan saya perkirakan dia akan segera sadar,"

Semua nampak bahagia mendengar hal itu. Echa langsung bangkit dari duduknya dan berpelukan dengan Bu Sarah, wajah muram Shandy juga sudah berubah menjadi wajah yang bersahabat seperti biasanya. Kini Anis di pindahkan ke Ruang rawat inap biasa, karena keadaan nya mulai membaik. Bu Sarah juga mau tidak mau harus kembali ke Dubai untuk mengawasi jalannya pembangunan gedung baru disana.

Bu Sarah sudah mengabari Bi Sry untuk membuat acara syukuran atas sadar nya Anis dari koma. Shandy memerintahkan Rendi, Nathan dan beberapa anggota DB lainnya untuk membantu Bi Sry mempersiapkan acara syukuran.

Echa antusias karena sahabatnya sudah sadar kembali. Dia duduk disamping Anis dan memandanginya. Banyak kenangan-kenangan indah yang mereka lalui bersama.

- - -

Dinginnya angin malam menerpa tubuh laki-laki berbadan tinggi yang sedang berdiri dengan kedua tangan terlipat di dedepan dada. Pikirannya tidak tenang, banyak hal yang harus Ia pikirkan, masalah Anis, masalah keluarga belum lagi masalah yang lainnya. Bagaimanapun kondisi saat ini Shandy harus tetap bijak menghadapinya, tidak boleh gegabah. Ia leader yang harus bertanggung jawab. Apapun yang menyangkut tentang 'Devil Brother' adalah urusannya.

Sebuah tangan menepuk bahu Shandy sehingga membuat sang empu langsung menoleh. Ia mendapati seorang laki-laki berbadan tinggi, kulit putih bersih dengan rambut sedikit basah dan acak-acakan sedang berdiri dibelakangnya. Dia adalah Daren Pratama, siswa kelas XI IPA 2 ini merupakan salah satu anggota DB yang pamor nya tak kalah dengan Shandy, Ia terkenal cuek, dingin dan pengamat situasi yang sangat baik. Menurut gosip yang beredar, cowo ini kabarnya menjadi kandidat yang dipilih Shandy untuk menjadi ketua geng DB setelah dirinya lulus.

"Bang, dokter nyariin lo," ujar Daren pada Shandy.

Shandy mengangguk singkat, "Gue kesana sekarang,"

Tak banyak bicara perbanyak tindakan, itulah yang menggambarkan sosok Shandy dimata teman-temannya. Baru saya dipanggil oleh Daren, Shandy sudah masuk ke dalam ruangan dokter yang menangani Anis.

"Jadi, kondisi pasien sudah sangat membaik, bahkan meningkat drastis dari yang saya perkirakan. Apakah ada seseorang yang tidak anda ketahui masuk ke ruangan pasien beberapa waktu lalu?"

"Ada dok, namun kejadiannya sudah cukup lama, sekitar 3 minggu yang lalu ada sekelebat hitam yang masuk ruang ICU tempat Anis dirawat."

"Ada hal yang masih belum jelas kami ketahui tentang pasien," ujar dokter tersebut pada Shandy.

Problem [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang