17 Merindu

63 13 0
                                    

Jikalau merindukan sosoknya, apakah sesosok itu akan kembali? Jika jawabannya iya, izinkan aku tuk merindumu sekali lagi agar kau tetap bersamaku.

***

Mentari sudah berada diufuk timur, walaupun belum meninggi, tetapi sinarnya menyilaukan indra penglihatan. Tetapi lihatlah manusia yang masih terlelap dibawah selimut tebalnya seolah ia enggan melihat indahnya pagi hari ini, ia berharap pagi ini menjadi malam supaya dia dapat meneruskan tidurnya.

"GALANG!"

Suara itu tidak ia hiraukan, ia masih mengantuk berat. Itu salah dirinya sendiri karena pulang terlalu larut malam.

Brakkkk,

Pintu itu didobrak paksa membuat sang pemiliknya terbangun dan menoleh sekilas melihat siapa yang sudah berani mendobrak pintu kamarnya.

"Ini sudah siang Galang, lihatlah jam itu terus berputar!"

Bukannya malah mendengarkan Galang malah semakin merapatkan selimutnya. Ia tidak mendengarkan apa yang dikatakan papanya.

"Galang ini udah hampir jam tujuh dan kamu masih tidur?" pertanyaan itu membuat Galang mendongak menatap papanya "kalau iya memang kenapa, apa peduli anda?"

Giring memang ayah kandung dari Galang tapi entah kenapa Giring merasa ankanya itu jauh sekali dari jangkauannya. "Galang yang sopan! Cepat bangun Galang apa kamu tidak sekolah?"

Dejavu, itu yang ia rasakan, Galang terdiam sejenak sambil memejamkan matanya erat seolah dimensi waktu membawanya kemasa lalu. Perintah itu sama seperti apa yang diucapkan mamanya dahulu ketika masih hidup. Terlampau sesak perasaannya mengingat kenangan itu membuat pribadinya menjadi tidak berperasaan.

Flashback on

"Galang! Aduh anak ini!" omel Dahlia mama Galang yang melihat anaknya masih terlelep dibawah selimut tebalnya padahal matahari sudah meninggi.

"Galang!" Dahlia menarik selimut Galang membuatnya menggeram karena kesal.

"Aduh mama Galang masih ngantuk"

"Cepat bangun Galang apa kamu tidak sekolah!" ujarnya sambil menarik paksa Galang menuju kamar mandi.

"Males mah!" jawab Galang masih dengan setengah sadar.

"Apa perlu mama seret kamu hah? Kamu ini udah besar Galang jangan sampai kamu terlambat dihari pertama di SMP!"

"Iya iya ma"

"Jangan iya iya aja, cepet mandi awas kalau mama kesini lagi kamu belum mandi!"

"Iya mamaku sayang" Galang tersenyum singkat lalu menghampiri mamanya untuk mencium mamanya sekilas sebelum ia menuju kamar mandi.

"Eh, mama ralat bukan mamaku sayang tapi mamaku bawel" ralat Galang sebelum ia berlari memasuki kamar mandi untuk menghindari amukan mamanya itu.

"GALANG!"

Flashback off

Galang masih menyimpan kepingan kepingan memori tersebut. Galang yang dulu bukanlah Galang yang sekarang. Dulu dia begitu ramah tidak seperti sekarang yang terkesan pendiam tak berperasaan.

Dia belajar tegar dari sebuah luka, dia belajar merelakan dari suatu kehilangan, ia belajar diam dari banyaknya bicara dan akan itu semua ia sadar bahwa yang membuat labirin gelap dalam hidupnya adalah dirinya sendiri.

AttentionKde žijí příběhy. Začni objevovat