6화 | A Waiter

2.1K 238 10
                                    

"Renjun Renjun" panggil Jaemin saat dirinya memasuki kamar Renjun tanpa mengetuk pintu atau memberi salam terlebih dahulu, Jaemin yakin Renjun tidak akan keberatan jika dia masuk begitu saja.

Renjun yang sedang membaca buku di meja belajarnya langsung menoleh menatap Jaemin yang kini sedang duduk ditepi ranjangnya. "Apa kau mengenal Mark hyung?" tanya Jaemin tanpa basa-basi.

Renjun mengerutkan keningnya "Siapa? Mark hyung? Sepertinya aku tidak mengenalnya" jawab Renjun ragu seraya berpikir.

"Tapi kok dia tau nama mu?"

"Benarkah? Memangnya orangnya yang mana?" Renjun merasa penasaran dengan pemuda yang disebutkan oleh Jaemin, "Apa kau punya fotonya?" sambungnya.

"Sebentar, sepertinya aku punya fotonya saat malam inagurasi" Jaemin mengotak-atik ponselnya, mencari foto Mark yang diambil ketika malam inagurasi. "Nah ini dia" Jaemin menunjukkan foto itu pada Renjun.

"Oh dia, aku sering bertemu dengannya tapi aku tidak tau siapa namanya. Apa dia senior mu?" tanya Renjun balik.

"Ya, dia senior yang merampas ponsel ku saat malam inagurasi" jelas Jaemin dengan ekspresi wajah jengkel.

"Astaga aku baru ingat, pantas saja wajahnya terlihat familiar di otakku. Aku melihat wajahnya sekilas saat ponsel mu dirampas olehnya"

"Ya begitulah, dia juga yang menghukum ku berlari keliling lapangan 25 kali" Jaemin menghembuskan nafas kasar, "Sepertinya aku masih dendam dengannya" canda Jaemin yang hanya dibalas dengan senyuman Renjun.

***

Mark sangat terobsesi pada lelaki manis itu, hampir setiap hari Mark terus memikirkannya tanpa henti. Hingga tanpa terasa sudah satu bulan Mark mengejar Jaemin untuk mendapatkan banyak informasi tentang Renjun, namun hanya penolakan yang ia dapatkan darinya.

Mark sudah tidak sabar lagi untuk berkenalan dengan Renjun, dia pun akhirnya nekat datang ke fakultas Humanities seorang diri hanya untuk bertemu dengan sosok lelaki manis yang mencuri hatinya akhir-akhir ini.

Setiap lorong fakultas Humanities ia telusuri, mulai dari lorong program study Chinese Language and Literature, English Language and Literature, Linguistics, Korean History, Asian History,... hingga Aesthetics pun sudah ia telusuri. Tinggal 1 lorong lagi yang belum ia telusuri, yaitu lorong program study Korean Language and Literature.

Mark menengok ke kanan dan ke kiri secara bergantian, memeriksa setiap ruang kelas dari luar jendela, mencari sosok yang ia kenal. Hingga pandangannya tertuju pada satu kelas yang kebetulan baru saja bubar pada jam itu. Beberapa mahasiswa terlihat keluar dari dalam kelas, termasuk lelaki manis yang tak lain adalah Renjun.

Mark berbalik badan, jantungnya berdetak dengan sangat cepat, ia tidak ingin Renjun tau bahwa dia sedang berdiri mengamatinya dari ujung lorong. Katakanlah Mark memiliki tekad yang kuat untuk mendapatkan Renjun, tapi disisi lain dia juga malu untuk berkenalan langsung dengannya.

'Apa yang aku lakukan? Kenapa aku malah berbalik badan saat melihatnya? Seharusnya aku menghampirinya dan mengajaknya berkenalan' batin Mark kemudian berbalik badan lagi berniat untuk menghampiri pemuda mungil tadi, tapi sialnya dia sudah tidak menemukan sosok lelaki itu, Renjun telah menghilang dari pandangannya.

"Permisi" Mark meruah dari ujung lorong, membuat seorang mahasiswa berkacamata bulat yang diyakini adalah teman sekelas Renjun menoleh kearahnya. Mark berjalan mendekati mahasiswa tersebut dengan canggung, "Apakah Renjun sudah keluar kelas?"

"Iya, baru saja dia keluar kelas. Mungkin saat ini dia masih berada di lantai bawah" jawab mahasiswa tersebut. "Apa perlu aku panggilkan?" tawar mahasiswa itu.

Forbidden Love [Mark x Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang