15화 | Sweet Day

3K 201 24
                                    

"Hyung, apa kamu tidak merasa jijik saat menelan cairan sperma ku?" tanya Renjun dengan kepala yang bersandar pada dada bidang Mark.

"Tidak, aku menyukainya. Rasanya manis, manis seperti wajahmu," gombal Mark. Niatnya pemuda itu ingin menggombal agar Renjun luluh, namun yang ia dapatkan malah tatapan bingung dari lelaki tersebut.

"Hah? Gimana? Jadi kamu menyamakan wajahku dengan sperma?" interupsinya, ekspresi wajahnya tampak kebingungan tetapi hatinya ingin tertawa melihat wajah gugup Mark.

"Bu-bukan begitu.." wajahnya memerah karena gombalannya gagal, secepat mungkin pemuda itu mencari alasan agar tidak terjadi kesalahpahaman. "Maksud ku, wajahmu terlihat sangat cantik dan manis," elak Mark terbata-bata.
Renjun terkekeh geli mendengar gombalan gagal tersebut, dan wajahnya merah merona setelahnya.

Keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa saat. Tangan Renjun yang menganggur mulai bergerak membelai dada bidang Mark, belaian tersebut semakin turun kebawah hingga berhenti pada perut berotot Mark. "Hyung, tubuhmu terasa lengket. Apa kamu tidak ingin mandi dulu sebelum tidur?"

"Tidak usah, aku ingin tidur dengan posisi seperti ini," tolak Mark.

"Ya sudah, kalau begitu aku mau mandi dulu." dengan langkah yang tertatih, Renjun berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar tersebut. Renjun berbalik badan ketika dia sampai diambang pintu, menatap Mark yang masih enggan beranjak dari tempat tidurnya. "Oh ya, jangan tidur seranjang denganku kalau kamu tidak mau mandi," ujarnya dengan nada sedikit mengancam.

"Eh.. ehh.. Renjun," Mark segera beranjak dari tempat tidurnya dan menyusul Renjun dikamar mandi, tangannya menahan pintu kamar mandi saat lelaki mungil tersebut hendak menutupnya. "Iya iya, aku mau mandi."

"Ya sudah, kalau begitu tunggu aku selesai mandi." Renjun mendorong pintunya kembali, tetapi lagi-lagi pintu tersebut ditahan oleh Mark.

"Tidak bisakah kita mandi bersama?" mohon Mark.

Wajah Renjun memucat karena panik, takut jika Mark menerobos masuk dan menyodominya kembali. "Ti-tidak ... Aku tidak mau. Nanti kamu menusukku lagi dari belakang," tolak Renjun.

Tangan dan tubuhnya berusaha menutup pintu tersebut tetapi Mark tetap bersikeras masuk hingga menimbulkan aksi saling mendorong pintu. "Aku akan bermain lebih pelan lagi jika kamu memintanya," bujuk Mark.

"DASAR MESUM."

Brakk!

Renjun mendorong pintunya kuat-kuat, mengabaikan Mark yang berusaha mengetuk-ngetuk pintu dan memanggil namanya dari luar.

***

Renjun melangkahkan kedua tungkainya menuju meja belajar dengan tangan yang sibuk mengusap dan menggosok rambut basahnya dengan handuk kecil. Sambil menunggu Mark selesai mandi, sepertinya melihat dan membaca koleksi buku Mark diatas meja belajarnya dapat mengatasi sedikit rasa bosan pada dirinya.

Manik matanya menatap miris meja belajar yang didominasi majalah dewasa dan sedikit buku pelajaran saja yang tergeletak diatas meja tersebut. "Huuhh...," Renjun menghela nafas panjang seraya menggelengkan kepalanya, "Dia benar-benar pemuda mesum," gumamnya lirih.

Renjun mengalihkan pandangannya menatap sebuah buku kecil berwarna blue sea yang terselip diantara majalah-majalah laknat tersebut, seketika hasrat untuk menulis tumbuh dalam benaknya. Tangannya bergerak mengambil pena dan membuka buku kecil itu, mencari lembaran kosong dibagian paling belakang.

Goresan demi goresan tinta biru mulai ia poleskan diatas lembaran kertas putih. Tulisan tangan Renjun yang menjadi ciri khasnya menambah kesan estetis pada karya puisinya.

Forbidden Love [Mark x Renjun]Where stories live. Discover now