18화 | Dating

2.1K 181 24
                                    

Malam ini tepat pukul 18.00 KST Renjun berdiri menghadap cermin. Ia tampak rapi malam ini. Kemeja lengan panjang berwarna merah maroon dengan motif kotak-kotak digulung ke siku, dan dipadukan dengan celana jeans berwarna putih. Terlihat cerah, secerah wajahnya yang berseri-seri.

"Apa ya yang kurang?" periksa Renjun. Lelaki mungil itu ingin tampil sempurna di depan kekasihnya. Ia tidak ingin merusak malam yang spesial ini, karena ini adalah kencan pertama baginya.

"Oh iya! syal.." kembali Renjun membuka lemarinya, mencari syal yang cocok dengan warna pakaiannya. "Sepertinya ini cocok dengan warna pakaian ku," syal rajut tampak diikat melingkar di atas pundaknya.

"Apa aku terlihat genit ya?" pikirnya sambil berkaca. "Tidak kok, aku fashionable." belanya.

Selang beberapa detik ponselnya menyala, menampilkan satu pesan dari Mark.

Daddy Sugar Mark Lee

'Aku sudah ada dibawah, cepat turunlah!'

Bergegas Renjun melingkarkan arloji dipergelangan tangannya, dan mengambil sepatu berwarna putih. Selaras dengan warna celananya.

"Aku berangkat dulu!" pamit Renjun diambang pintu. Dia mengambil langkah cepat supaya lekas sampai dilantai bawah.

Mark terpukau dengan selera fashion Renjun. Ribuan bintang tampak berkilau menyertai setiap langkah kakinya, membuat netra Mark berbinar memandangnya.

Mark membukakan pintu untuk Renjun, memperlakukannya seperti tuan putri dari kerajaan tetangga. Rona merah diwajahnya terlihat samar-samar, Renjun benar-benar tersipu dengan perlakuan Mark.

Sepanjang perjalanan tak ada satupun dari mereka yang membuka pembicaraan. Keduanya sama-sama canggung. Tapi Renjun memiliki cara tersendiri untuk mengurangi rasa groginya. Lelaki itu melayangkan tatapannya ke luar jendela, mengamati setiap sudut kota Seoul yang dipenuhi dengan gemerlapnya lampu kota.

Mark melirik sekilas ke arah Renjun kemudian tangannya memencet tombol yang letaknya tak jauh dari kemudi. Seketika kaca beserta atap mobil terbuka. Hawa sejuk langsung menyerbu masuk. Menyapu sebagian poni Renjun. Lelaki mungil tersebut menghela nafas panjang, menikmati murninya udara sejuk tanpa kabut polusi.

***

"Woah.. indah sekali." cetus Renjun takjub melihat pemandangan di sekitarnya. Penuh cahaya. Kebahagiaan. Dan cinta.

Mark mendekat dan mengusak helai rambutnya. "Haha.. seperti tak pernah pergi ke taman hiburan saja." guraunya.

Renjun menyengir malu. Menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. Dalam hati dia ingin memaki dirinya sendiri yang terlalu kampungan. Tapi itulah faktanya, masa belia ia habiskan hanya di kebun dan pasar saja. Tak heran jika dia masih jauh dari kesan modern.

"Ayo, naik bianglala," ajak Mark antusias. Tak sadar sampai menggamit tangan Renjun. "Kita amati gemerlapnya kota Seoul pada malam hari."

Renjun tertegun melihat tangannya digandeng. Dadanya berdebar, tapi segera ia redam. Langkahnya mengikuti kemana Mark pergi. Menuntunnya bagai bunga dandelion di terpa hembusan angin. Pergi mengikuti sang dominan.

Segala macam wahana telah mereka coba. Dada terlihat kembang-kempis seperti dipermainkan. Namun, mereka menikmatinya meskipun sesekali Renjun mencoba menyembunyikan wajahnya dibahu Mark. Sedangkan Mark tetap tampil cool disamping Renjun. Tak ingin mencemari image-nya sebagai seorang 'seme' meskipun wajahnya terlihat sama-sama memucat karena ketakutan.

Forbidden Love [Mark x Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang