10화 | Holiday

2.1K 223 11
                                    

Persaingan ketat yang menghabiskan waktu satu minggu dalam menghadapi ujian akhir semester membuahkan hasil yang memuaskan bagi Renjun, lelaki berdarah China itu pulang ke kampung halamannya dengan membawa nilai tertinggi yang pastinya akan membuat sang ibu merasa bangga dengan pencapaian anaknya.

"Renjun..!!" seorang pria bersuara Bass meruah sesaat setelah Renjun keluar dari bandara.

Renjun mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencoba mencari asal suara besar itu ditengah-tengah kerumunan banyak manusia. Senyumnya mengembang bahagia saat mendapati sebuah tangan melambai di udara, memberi isyarat keberadaannya. "Paman?" Renjun mempercepat langkahnya sambil menarik koper berwarna biru ditangan kanannya.

Tubuh rampingnya menabrak tubuh sang paman, memeluknya, dan melepaskan rasa rindu yang menggebu setelah 6 bulan tidak bertemu. "Bagaimana kabar paman? Apa paman baik-baik saja? Renjun sangat merindukan paman selama di Korea."

"Seperti yang kamu lihat, paman baik-baik saja, Renjun. Bagaimana dengan mu?" jawab + tanya Paman Huang balik seraya tersenyum bahagia, matanya bergerak melihat dan meneliti Renjun dari ujung sepatu hingga kembali pada wajah Renjun. "Kamu terlihat sedikit berisi setelah pulang dari sana" pujinya.

"Benarkah? Aku tidak merasakan perubahan itu pada tubuh ku" jawab Renjun sambil mengamati bentuk tubuhnya.

"Apa mungkin itu hanya perasaan paman saja ya? Ah entahlah, lupakan. Sini, paman bantu membawakan koper mu" ketika Paman Huang mengambil koper disamping Renjun, pergerakannya ditahan oleh lelaki kecil itu.

"Tidak perlu repot-repot, paman. Biar Renjun saja yang membawanya" cegahnya.

"Repot-repot apa? Paman tidak merasa terepotkan sama sekali. Paman hanya ingin membawakan koper milik calon sarjana ini" goda sang Paman, tangan berototnya mulai mengangkat dan menenteng koper berat itu meninggalkan area kedatangan. Renjun mengikuti langkah kaki pamannya dibelakang, dia merasa tidak enak karena selalu diperlakukan istimewa oleh adik dari ibunya.

***

Suara kedatangan mobil pick up terdengar samar-samar dari arah luar rumah dan di ikuti oleh suara pintu mobil yang ditutup dengan keras setelahnya. 'Itu pasti mereka' pikir Nyonya Huang, tubuh lemahnya bangun dari tempat tidurnya dan berjalan terhuyung-huyung menyambut kedatangan putra semata wayangnya di luar. "Renjun" panggil Nyonya Huang dengan suara seraknya.

"IBU..." seru Renjun setelah pengelihatannya menangkap sosok sang ibu berjalan di ambang pintu rumahnya.

Renjun berlari, tangan kecilnya memeluk tubuh sang ibu yang semakin lama semakin kurus. Lelaki itu menangis dalam pelukan ibunya, paras cantik seseorang yang sangat ia rindukan akhirnya bisa terlihat oleh netranya lagi, meskipun wajah sang ibu semakin pucat dan semakin tirus, namun dimata Renjun wajah ibunya tetap saja cantik.

"Ibu, apa kabar?" tanya Renjun.

"Ibu merasa sehat setelah melihat wajah mu lagi, Injun" jawab Nyonya Huang, jarinya mengusap surai lembut anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Syukurlah kalau begitu ibu" Renjun melepaskan pelukannya, menghapus bekas air mata dipipinya.

"Ayo masuk, bibi mu sudah memasak banyak makanan untuk mu" ajak Nyonya Huang.

"Bibi ada disini? Wahh aku sudah tidak sabar menemuinya" Renjun melangkahkan tumitnya menuju dapur untuk menemui bibi yang sudah berbaik hati merawat dan menjaga ibunya.

***

Sinar mentari perlahan tenggelam di garis cakrawala menciptakan semburat jingga di langit senja. Burung-burung berterbangan kembali ke sangkarnya. Indah, sangat indah. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpukau dengan pemandangan sore itu.

Forbidden Love [Mark x Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang