21화 | By My Side

1.7K 143 29
                                    

"Renjun-ah," panggil Mark tanpa berani menatap lelaki yang duduk disampingnya.

Renjun menoleh sesaat setelah namanya dipanggil oleh Mark. "Ya, hyung?" Renjun menaruh sumpitnya diatas meja lalu meneguk segelas air. "Ada apa?" Renjun menelusuri garis wajah Mark, mencoba mencari tahu apa yang membuat kekasihnya tampak gelisah.

"Ada yang ingin aku bicarakan." Mark membalas tatapan Renjun. Sangat lekat. Keduanya saling bertukar pandangan, mengalirkan gelombang cinta melalui tatapan.

"Katakan saja apa yang ingin kau sampaikan," balas Renjun dengan nada lembut.

Tiba-tiba suasanya menjadi hening. Suara detikan jarum jam seolah-olah mengambil alih kekosongan diantara mereka. Bibir Mark terlihat bergetar saat dirinya ingin mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. "It-itu..." Mark tampak semakin gugup, dapat dilihat dari caranya memainkan tangannya. "Aku ingin menjalin hubungan yang lebih serius denganmu." Hatinya terasa seperti terlempar jauh ke udara, lalu menghantam kembali daratan. Mark menghembuskan nafas lega.

Renjun tertawa kecil mendengar ucapan dan tingkah lucu Mark. "Hahaha... Aku kira kamu ingin mengatakan hal yang serius, hyung. Ternyata cuma ingin mengungkapkan perasaanmu," kekeh Renjun remeh. Renjun kembali mengambil segelas air lalu meneguknya perlahan.

"Aku ingin kamu tinggal bersama ku disini. Berdua. Tinggal di atap yang sama," sahut Mark.

Renjun tersedak. Air yang masuk ke dalam seolah mencekik lehernya. "Ap-apa?" balas Renjun bersusah-payah sembari mengatur nafasnya yang terasa sesak.

"Tinggal lah bersama ku di sini. Jadi, kamu tidak perlu memikirkan biaya asrama mu lagi. Kamu juga tidak perlu memikirkan 'besok makan apa?' di tanggal tua, kamu bisa mengambil dan mengolah sendiri bahan-bahan di dalam kulkasku." Mark meraih dan menggenggam erat tangan Renjun, mengusap-usap punggung tangannya, mencoba membujuk agar lelaki itu mau tinggal bersamanya di apartemen ini.

"Tak perlu khawatir jika aku bertingkah aneh-aneh di malam hari. Kamu bisa tidur di kamar bawah, sedangkan aku akan tidur di kamar atas," sambungnya meyakinkan Renjun.

Renjun terdiam. Tampak menimbang-nimbang tawaran Mark. Sebenarnya, dia tidak tega meninggalkan Haechan dan Chenle berdua di asrama. Mereka sudah seperti keluarga bagi Renjun. Mereka pasti akan sangat sedih jika tahu bahwa Renjun memutuskan untuk tidak tinggal bersama mereka lagi di asrama.

"Bagaimana?" pertanyaan Mark membuat Renjun kembali sadar dari lamunannya.

"Tapi, bagaimana dengan Haechan dan Chenle? Mereka pasti..." Belum sempat Renjun melanjutkan ucapannya, Mark langsung memotongnya.

"Aku akan berbicara dengan mereka besok pagi," sergahnya.

***

Pagi itu Renjun, Mark, Haechan, dan Chenle duduk di ruang tamu asrama mereka. Renjun tampak gelisah. Cemas jika nanti teman-temannya kecewa dengan dirinya yang lebih memilih untuk tinggal bersama Mark daripada sahabat-sahabatnya.

"Jadi begini, Renjun akan tinggal bersamaku di apartemen. Aku yang memintanya untuk menemaniku disana. Apakah kalian berdua keberatan?" jelas Mark langsung to the point. Mereka tidak memiliki banyak waktu lagi karena semua barang-barang harus segera dipindahkan.

"O-oh ... Jadi Renjun akan keluar dari asrama ini?" tanya Chenle. Dari nada bicaranya, Renjun dapat merasakan kekecewaan pada diri Chenle.

Pertanyaan Chenle membuat Renjun merasa semakin bersalah. Renjun hanya mengangguk mengiyakan pertanyaannya. Haechan menatap sekilas Chenle. Dia tidak ingin larut dalam kesedihan. Sebisa mungkin ia mencoba untuk tetap tegar supaya dia bisa menguatkan hati Chenle.

Forbidden Love [Mark x Renjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang