kelapann

3.3K 168 13
                                    

Selamat membaca :)

Pagi-pagi sekali via sudah bangun dari tudurnya. Ia sudah berpakaian rapi lengkap dengan seragamnya. Via mengecutkan bibirnya kesal.

"Ck, kalo gue nggak tidur disini, gue pasti masih tidur. Masa iya gue tidur dirumah orang bangunnya siang kan nggak lucu." gumam via kesal. Via menenteng tasnya dan turun menuju dapur.

Didapur, bunda mengeluarkan bahan masakan dari kulkas. Via tersenyum tipis dan menghampirinya.

"Selamat pagi bundaa.." teriak via mengagetkan bunda.

"Pagi. Eh via kamu dah bangun. Ya udah kamu bantu bunda masak ya." ucap bunda dan di anggukan oleh via.

Setelah selesai masak, bunda menyuruh via membangunkan arga. Mau tidak mau via berjalan menuju kamar tempat arga tidur.

"Ga, bangun yoi." teriak via di depan pintu sambil mengetuk pintu kamar itu. Via mencoba membuka pintunya dan setelah dicoba via mengerutkan dahi bingung

"Kok, nggak dikunci?" tanyanya pada diri sendiri. Via berjalan masuk ke kamar dan memutar bola matanya malas karena melihat arga yg masih tertidur dengan posisi badan tertutup selimut dan membelakanginya.

"Ga!! Bangun yoii!! ini dah siang!!" teriak via sambil menendang kaki arga. Arga berdecak dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Ya ampun arga!! Ini udah jam tujuh!! Bangun kak!!" teriak via menarik-narik selimut yg menutui seluruh tubuhnya.

"Susah banget dibangunin." gumam via kesal. Via keluar dari kamar arga dan kembali lagi dengan membawa sesuatu ditangannya.

"Teng.. Teng.. Teng.. Saurr.. Saurr..." teriak via dan memukul panci yg ia bawa. Arga tidak merasa terganggu. Lalu via memukul panci itu dengan cukup keras dan tepat ditelinga arga. Via meringis kesakitan akibat memukul panci tepat ditangannya

"GILA!! ngapain lo kesini!!" teriak arga kesal dan menatap via tajam. Via terlihat gugup dan menggigit bibir bawahnya.

"Gue disuruh bunda buat bangunin lo!" jawab via cepat.

"Pergi lo!!" ucap arga dingin. Via langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar arga.

"Sial. Kenapa gue yg dimarahin arga!! Seharusnya kan dia bilang makasih sama gue karena udah gue bangunin. Kampret tu curut. Tangan gue juga kena pukul lagi....aw.. Sakit onyet!" umpat via kesal pada dirinya sendiri karena menekan tangannya yg terluka itu.

Setelah sarapan selesai via dan arga berpamitan kepada ayah dan bunda arga.

"Oh iya via! Masakkan kamu enak. Cocok jadi mantu saya. Hihihi" puji ayahnya arga sembil tersenyum kearah via.

"Ah om bisa aja. Bukan aku kok om yg masak. Tapi bunda, aku cuma bantu doang kok om." ucap via tersenyum manis.

"Sama aja itu. Panggilnya ayah aja jangan om." ucap ayah arga terkekeh pelan. Via mengangguk dan tersenyum canggung.

"Yah, aku nggak mau ya. Punya istri kaya dia!!" ucap arga cuek

"Yee siapa juga yg mau sama elo!!" cibir via kesal.

"Sudah-sudah kok jadi berantem. Abang barengan sama via kesekolahnya ya." ujar bunda

"Enggak mau bun. Entar arga nurunin aku di pinggir jalan."

"Gue juga ogah nganterin nenek lampir kek lo!!" umpat arga malas. Via menginjak kaki arga kuat-kuat

"Sialan lo!" umpat arga meringis kesakitan.

"Ayah, bunda! abang berangkat dulu ya." ujar arga dan menyalami ayah dan bunda disusul via "Hati-hati bang, kamu bawa orang!" teriak bunda.

Arga manyuruh via naik. Via menggelengkan kepalanya dan menatap rok pendeknya. Arga tirun dan melingkarkan jaketnya dipinggang via.

KAKEL NYEBELIN [END]✔ (BELUM DIREVISI) Where stories live. Discover now