duabelass

2.7K 168 14
                                    

Selamat membaca :)

"Mau apa kalian disini!! Kalian nggak denger udah bel!!" tanya bu yuli memarahi mereka

"Emang udah bel bu? Kok saya nggak denger ya." ucap arga bingung

"Kenapa kalian masih disini." tanya bu yuli

"Buyul gimana sih. Kalo kita denger bel pasti kita udah masuk." ujar via

"Buyul buyul! Kamu kira saya tuyul." umpat bu yuli marah

"Lah itu sadar sendiri."ujar via tertawa kencang. Bu yuli menjewer telinga arga dan via sangat kencang.

"Kalian harus ibu hukum!! Sekarang kalian berjemur dilapangan!!" ujar bu yuli murka

"Eh bu maap, saya bilangnya buyul bukan tuyul bu! Aduh sakitt" ucap via kesakitan

"Nggak ada kata maaf. Lakukan sekarangg!!!" teriak bu yuli

"Saya aja bu yang dihukum. Kasian arga lagi sakit bu." ujar via menatap arga. Arga menatapnya dan menggelengkan kepalanya.

"Enggak kok bu. Saya sehat-sehat aja, biar saya aja bu ngejalanin hukumannya. Via suruh masuk kekelasnya aja bu." ujar arga memohon agar dirinya dihukum

"Eh, apaan enggak. Lo kan baru sakit. Udah gue aja , lo aja yang kekelas sonoh." ucap via mengusir arga. Bu yuli menatap mereka heran, baru kali ini ada yang mau minta dihukum.

"Sudah-sudah kalian ini malah berantem. Ibu yang menentukan siapa yang akan dihukum! Dua-dua nya! Nggak ada penolakan nggak ada tapi-tapian nggak ada alasan. CEPATT!!!" ucap bu yuli dan mereka pun berjalan menuju lapangan.

Selama hukumannya berlangsung. Via terus menatap arga khawatir. Mereka berdiri cukup lama. Wajah arga memucat dan terlihat lemas. Via semakin khawatir.

"Ga, lo nggak papa?" tanya via khawatir

"Nggak papa" jawab arga tersenyum dengan bibir pucatnya.

Via tersenyum dan tetap melanjutkan hukumannya. Via sesekali menengok ke arah arga dan melihat wajah pucat arga dengan perasaan khawatir.

"Ga, lo nggak papa?" tanya via lagi

"Nggak." jawab arga berusaha terlihat kuat

Via menatapnya cukup lama dan semakin khawatir.

"Ga, lo beneran nggak papa?" tanya via khawatir dan memegang dahi arga. Via terkejut suhu tubuh arga semakin memburuk. Arga menepis tangan via dengan lembut dan menggelengkan kepalanya.

"Boong lo. Gue nggak suka ya kalo lo boong. Gue anter lo pulang ya." ucap via menarik arga menuju tempat parkir mobil

"Emang lo mau anter pulang gue naik apa? Gue tadi kesekolah naik mobil lo, emang lo bisa naik mobil?" tanya arga lemah

"Naik odong-odong. Ya naik mobil lah, gue bisa kok tenang aja." ujar via percaya diri

"Gue nggak mau mati duluan sebelum nikah sama lo." ujar arga

"Seterah lo deh. Siniin kunci mobilnya."

Via meminta ijin kepada satpam dan teman-temannya untuk membawakan tasnya saat pulang sekolah nanti.

Via juga sudah menyuruh teman-teman arga untuk membawakan tas arga ke rumah arga.

Selama perjalanan arga memaki-maki dan mengumpat karena via membawa mobilnya ugal-ugalan.

Arga sudah memeringatinya untuk berhati-hati saat menyetir mobil tetapi via mengabaikannya

"PELAN-PELAN WOII. GUE MAU MATI NIH." teriak arga berpegangan dengan kursi

KAKEL NYEBELIN [END]✔ (BELUM DIREVISI) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt