Chapter 21

823 119 9
                                    

" Turun ! " Perintahnya, membuat sang wanita mendelik tajam pada ucapan Jimin.

" Mwo ? Oppa kau bilang apa barusan ? Aku ini adikmu ! "

" Turun atau aku akan menyeretmu keluar dari mobilku " dengus Jimin dengan berapi-api.

" Tidak akan pernah !!! "

•••

" Aku katakan sekali lagi. Turun !!! Jalang gila Jiyeon !!! " Bentak Jimin yang membuat wanita itu, Jiyeon tak dapat berkata apa-apa lagi. Dia pun turun dari mobil Jimin dan detik itu juga, mobil Jimin langsung melesat pergi meninggalkannya.

Chhh, dasar oppa gila, apa-apaan dia ? Si tua Park itu juga kenapa sih tidak membelikan mobil untukku atau setidaknya siapkan supir pribadi untukku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chhh, dasar oppa gila, apa-apaan dia ? Si tua Park itu juga kenapa sih tidak membelikan mobil untukku atau setidaknya siapkan supir pribadi untukku. Haruskah aku meminta pada istrinya yang bodoh itu ? Argghh sial. Jiyeon benar-benar kesal sekarang. Dia terpaksa kan harus naik bus.

Jiyeon. Dia adalah sepupu Jimin dari ibunya. Nyonya Park merupakan adik dari ibu Jiyeon. Nyonya Park adalah putri dari keluarga yang biasa saja, bukan bangsawan, keluarga biasa yang sederhana dan hidup cukup. Kakak nyonya Park adalah seorang perempuan, memiliki tabiat sangat berbeda sekali dengan nyonya Park. Ibu Jiyeon sangat gila harta, ia sering mendekati pengusaha-pengusaha kaya untuk diambil hartanya kemudian setelah habis akan dia tinggalkan.

Ibu Jiyeon pun bertemu dengan seorang pria biasa yang bekerja sebagai buruh pabrik dan dia jatuh hati padanya. Mereka pun menikah dan memiliki Jiyeon. Rumah tangganya tidak berjalan lancar karena gaya hidupnya yang terlalu mewah sampai-sampai ibu Jiyeon pun bercerai dengan suaminya.

Hingga pada suatu hari, ibu Jiyeon dan Jiyeon kecil sering berkunjung ke rumah keluarga Park. Awalnya tidak ada yang aneh, Jimin dan Chanyeol memperlakukan Jiyeon biasa saja (tidak baik, tidak buruk). Ternyata, ibu Jiyeon sering berkunjung untuk menggoda tuan Park. Bahkan tanpa memberitahu dulu, ibu Jiyeon menamai anaknya Park Jiyeon, menggunakan marga keluarga Park. Tuan Park pun marah, dia memandang jijik ibu Jiyeon dan Jiyeon. Like father, like son, baik Jimin atau pun Chanyeol, mereka berdua sama-sama membenci Jiyeon.

Namun, nyonya Park yang kelewat baik hati melindungi Jiyeon, dia masih kecil dan tidak tahu apa-apa. Dan di suatu hari, saat hujan turun lebat. Ketika Jiyeon sudah SMP kelas 3, ia datang ke rumah keluarga Park sendirian dengan basah kuyup. Dia berkata bahwa ibunya meninggalkannya dan kabur entah kemana. Akhirnya, nyonya Park yang seperti malaikat itu membantunya dan sudah menganggap Jiyeon sebagai anaknya sendiri. Tapi tidak dengan tuan Park dan kedua anak mereka, mereka mengacuhkan Jiyeon.

Jiyeon pun tinggal di rumah keluarga Park dan bersekolah di Jaeil Academy serta diberi fasilitas yang sama dengan anak-anak Park lain. Di bulan pertama Jiyeon mulai sekolah, tuan dan nyonya Park langsung memarahi Jiyeon karena ia sudah berbuat tidak terpuji di sekolahnya, Jiyeon bertengkar dengan temannya dan membawa-bawa nama keluarga Park. Tak hanya itu, dalam satu bulan, Jiyeon menghabiskan uang sekitar 2 milyar entah untuk apa. Dari situ semua fasilitas Jiyeon dicabut, dan dia diusir dari rumah keluarga Park.

Lagi-lagi karena kebaikan nyonya Park, Jiyeon dibelikan sebuah rumah kecil di sekitaran rumah keluarga Park. Tak hanya itu, Jiyeon juga diberikan uang saku yang lebih dari cukup untuk kehidupannya per bulan.

°°°

Kelas 2 A

Myungsoo duduk di tempatnya, ia dag dig dug menunggu kedatangan Suzy. Ia merasa malu akan kejadian kemarin, sepertinya ia harus meminta maaf pada Suzy.

Suzy masuk ke kelasnya, tempat duduk Myungsoo dan Suzy bersebelahan. Sebelum Suzy duduk, ia berhenti dan menatap Myungsoo yang kini juga menatapnya. Bak sebuah drama korea yang sedang diputar di layar yang begitu besar, seisi kelas langsung melihat ke arah mereka.

" Mian " " Mian " ucap mereka bersamaan yang langsung mendapat komentar manis dari para penonton.

Merasa diperhatikan, Myungsoo melemparkan pandangannya pada orang-orang yang sedang menonton sehingga mereka kembali ke tempatnya masing-masing, tentu dengan diam-diam melihat ke arah Myungsoo dan Suzy.

" Apa pulang sekolah kau akan ke ruang OSIS ? "

Suzy hanya mengangguk kemudian duduk di tempatnya.

" Apa mereka bertengkar ? "

" Cara mereka saling meminta maaf begitu manis, ah lucu sekali "

" Mereka sangat cute "

" Mereka bisa juga ya berkata maaf "

°°°
Ruang OSIS

Myungsoo dan Suzy berjalan bersama menuju ruang OSIS. Sesampainya disana, seperti biasa, Suzy menyiapkan teh dan makanan. Soojung tidak ada di ruangan, sepertinya dia belum datang atau pergi bersama Sulli.

Myungsoo dan Suzy duduk saling berhadapan di sofa. Suzy menuangkan tehnya untuk Myungsoo.

Mereka akan memulai pembicaraan namun kagok karena bersamaan. Akhirnya Myungsoo mengalah dan mempersilakan Suzy untuk berbicara terlebih dahulu.

" Mian, kemarin aku terlalu berlebihan " ucap Suzy kemudian meminum tehnya.

" Aku juga meminta maaf padamu Suzy, seharusnya aku tidak bersikap seperti kemarin "

" Sudahlah, itu tidak apa-apa, Myungsoo "

Peristiwa kemarin adalah pertama kalinya mereka konflik, meski Suzy sendiri tidak tahu penyebabnya apa yang jelas Suzy juga merasa bersalah.

" Suzy "

" Hmmm ? "

" Apa malam ini kau datang ? "

" Acara tahunan ? Tentu "

" Baguslah, aku senang jika kau datang "

Myungsoo duduk berpindah ke samping Suzy, mereka hanya berdua di ruangan. Suzy yang sedang menikmati tehnya langsung melongo melihat kelakuan Myungsoo hingga dia sudah berada di sampingnya.

" Apa kau ingin duduk disini dan memintaku pindah ke sebelah sana ? " Tanya Suzy dengan wajah polosnya.

Suzy akan bangkit dari duduknya namun tangan Myungsoo menahannya.

" Suzy, berikan kedua tanganmu "

Suzy menghadap ke arah Myungsoo, kedua tangan Suzy dipegang oleh Myungsoo kemudian disimpan di dada bidang Myungsoo. Hal itu membuat Suzy terkejut, itu pertama kalinya Suzy menyentuh dada seorang pria meskipun dada itu masih terbungkus seragam sekolah.

" M-Myungsoo ? Apa yang sedang kau lakukan ? "

Deg... Deg... Deg... Suzy dapat merasakan detakan jantung Myungsoo melalui telapak tangannya. Suzy masih terpaku. Myungsoo menarik nafasnya dalam-dalam, ia menatap mata hazel Suzy di depannya.

" Apa kau bisa merasakan detak jantungku ? "

Suzy mengangguk. Dia belum pernah melihat Myungsoo yang seperti ini.

" Apa jantungku berdetak dengan lebih cepat ? "

Suzy mengangguk. Dia dapat merasakan jantung Myungsoo berdetak lebih cepat, tangan Myungsoo yang memegang tangan Suzy juga terasa dingin, sepertinya Myungsoo sedang gugup atau semacamnya.

" Kau tahu kenapa jantungku berdetak lebih cepat ? "

Suzy menggeleng pelan. Dia mulai menggigit bibir bawahnya sendiri, membuat Myungsoo yang sedang menatap wajah Suzy langsung memusatkan perhatiannya pada bibir Suzy yang bergerak lucu itu.

" Dengarkan baik-baik. Aku akan mengatakan ini hanya sekali, jadi aku tidak mengulanginya lagi "

Suzy hanya mengangguk.

" Saranghae Suzy "

To be continued...

The Queen And The Dark Horse (Completed)Where stories live. Discover now