11 : Proposal vs Marriage Contract

26.7K 4.6K 330
                                    

          "Queena Group bisa mendatangkan koalisi dan kepercayaan rakyat untuk Han Deok Hyun. Itulah alasanku mendekatimu."

Meskipun Soha sudah menduga tujuan Sehun ada hubungannya dengan politik, tapi tetap saja perkataan Sehun tempo hari membuat Soha sedikit kaget. Dia tidak menyangka Sehun akan mengungkapkan rencana ayahnya yang dimuat ke dalam sebuah proposal secara gamblang.

Itu cukup membuat Soha kesal. Rasanya tidak cukup dengan tamparan dan tendangan di selangkangan pria itu. Dia pantas mendapatkan lebih.

Soha paling benci dengan pria murahan seperti Sehun yang mendekati wanita dengan tujuan lain. Rasanya ingin membunuh Sehun, mencabik-cabik daging pria itu saking kesalnya. Untung siang itu Soha sedang waras. Kalau tidak? Dia bisa saja mendorong tubuh Sehun ke jurang saking kesalnya.

Sehun adalah satu dari sekian pria brengsek yang pernah singgah di hidupnya. Seharusnya Soha tidak perlu sekesal ini. Bahkan dulu saat Dae Min melakukan pelecehan terhadapnya, Soha hanya marah beberapa hari lalu setelahnya Soha bisa mengendalikan emosinya.

Dia tidak lagi memikirkan Dae Min. Tapi untuk Sehun ... Soha memikirkan pria itu selama 1 minggu.

Itu adalah waktu yang lama, karena dari dulu Soha tidak pernah menghadapi pria yang sampai membuatnya badmood lebih dari 3 hari.

"Aku membutuhkan status darimu Soha, hanya Queena yang bisa membuat aku diakui. Dan ya ... Aku akan bekerja keras untuk mendapatkan status darimu."

"Status?"

"Hemm ... Membuatmu jatuh cinta lalu memiliki hubungan yang lebih kuat dari sekedar berteman."

"Cintai katanya? Cihhh ..." Soha menancapkan pisau ke daging sapi yang ada di piringnya.

Nyonya Im yang ada di seberang meja mengerjit, "Kenapa sejak tadi kau hanya menusuk-nusuk dagingmu? Makanlah beberapa."

Kini Soha dan Hye Sun memang sedang menikmati makan siang di salah satu restoran keluarga yang ada di Portugal.

Setiap bulan Soha akan menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Hye Sun yang beberapa tahun terakhir memilih menetap di sana. Biasanya Soha akan pulang dengan senyuman, tapi sekarang Soha tidak tersenyum sama sekali.

Harga dirinya terluka, hingga membuatnya kesusahan menarik sudut bibir, membentuk senyuman meskipun fake.

"Aku dengar kau mempunyai teman baru. Teman pria?" tanya Hye Sun sekali lagi.

"Kata siapa? Aku tidak memiliki siapapun. Jangan mulai lagi." Soha menyuap sedikit potongan daging sesuai perintah ibunya.

"Kau tidak perlu tahu Eomma mendengarnya dari siapa. Yang jelas Eomma ingin kau membawa pria itu ke sini untuk diperkenalkan secara resmi."

"Teman Eomma. Teman pria bukan namja chingu. Terdengar serupa ... Tapi artinya jelas berbeda."

Soha yakin Hye Sun mendengar kabar ini melalui dokter Kyu. Dan Soha tidak sabar memanggil pria itu untuk membuat perhitungan dengannya.

"Sayang ... Eomma tahu wanita zaman sekarang, di Korea maupun di sini menjadikan menikah bukan prioritas mereka. 40 tahun pun dianggap masih muda untuk menikah. Tapi kita berbeda ... Jika kau tidak menikah, siapa yang akan mewarisi Queena?"

Lagi-lagi Queena ...

"Eomma tahu ini terdengar kejam, tapi beginilah orang-orang seperti kita hidup. Istri pamanmu baru saja melahirkan seorang anak laki-laki. Nenekmu sangat bahagia Soha ... Dia bahkan memberikan sahamnya sebesar 7%. 7% adalah 350 juta dollar. Saham pamanmu sekarang sebesar 16 %. Jika kita tidak hati-hati kita bisa saya tersingkir."

The Proposal Where stories live. Discover now