12 : Marry Me?

23.8K 4.7K 606
                                    

          Setelah hampir 1 minggu beroperasi, akhirnya firma yang Sehun jalankan dengan temannya Lee Joon mendapatkan proyek pertama mereka. Sehun kira bisnisnya akan gagal, tapi semuanya mulai menunjukkan hasil di minggu ketiga mereka beroperasi.

Setiap hari ada saja klien yang menggunakkan jasa SJ Law Firm, mulai dari konsultasi, ataupun menggunakkan jasa mereka sebagai seorang pengacara. Meskipun hanya memiliki pegawai sebanyak 7 orang, satu OG, dan dua security, Sehun merasa firmanya sudah mulai menjukkan perkembangan.

Kini Sehun sudah disibukkan oleh lembur hingga jam 2 pagi, karena kasus yang ia tangani cukup serius dan disorot oleh media. Ia menjadi kuasa hukum Hwang Mina seorang rookie dari agensi besar, yang digugat oleh agensinya sendiri karena pelanggaran kontrak. Beberapa hari lagi mereka akan menghadiri sidang dan Sehun berniat menuntut balik pihak agensi, karena menurut keterangan Mina, CEO agensinya telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya sebanyak dua kali, dan gaji yang dibayarkan agensinya sangat tidak relavan dari kerja keras yang Mina lakukan dalam comeback solo-nya yang mendapatkan perhatian cukup besar dari publik.

Banyak hal yang harus Sehun lakukan, karena itu dia memutuskan untuk tidak pulang ke apartemen dan memilih tidur di lantai atas. SJ Law Firm memiliki 4 lantai di gedung kecil di kawasan Gangnam-butuh uang millyaran untuk membangun gedung di kawasan ini, dan di lantai 4 Sehun sengaja membuatnya sebagai kamar tidur yang bisa digunakkan untuk beristirahat ketika lembur.

Sudah dua hari Sehun tidak pulang, ia mencoba untuk tidak memikirkan apapun selain kariernya. Beberapa hari yang lalu Han Deok Hyun menghubunginya, menanyakan perkembangan hubungan Sehun dan Soha. Sehun menjawab bahwa hubungan mereka masih stuck karena Soha tidak berniat untuk membuka diri. Dan malam itu Deok Hyun lagi-lagi melontarkan kata-kata menyakitkan untuknya.

“Kau ini bodoh atau apa? Dasar tidak berguna!”

Ayahnya mengatakan itu dengan nada marah.

Sehun ingin membela diri, mengatakan bahwa dia sudah melakukan yang terbaik. Tapi … Han Deok Hyun sepertinya tidak menginginkan sebuah kegagalan.

Pria itu sangat egois, menelantarkan Sehun selama bertahun-tahun dan sekarang ia dijadikan alat untuk menghasilkan uang dan kekuasaan.

Rasanya ingin marah … tapi tidak bisa. Sehun sangat ingin diakui dalam keluarganya, dianggap sebagai anak agar dia tidak perlu lagi merasa kesepian, merasa seperti dia tidak memiliki siapapun di dunia ini.

Keluarga adalah segalanya. Orang–orang yang terlahir dengan keluarga, tidak akan mengerti dengan perasaan Sehun.
Dia ingin diperhatikan. Dia ingin dianggap. Dia ingin dibanggakan.

Selama ini Sehun sudah hidup dengan baik, ia bekerja keras melakukan segala hal dengan harapan suatu saat ayahnya akan mengganggapnya ada. Menganggap Sehun sebagai anak yang tidak pantas untuk ditinggalkan.

Malam itu pukul 01.30, Sehun berniat untuk merebahkan dirinya sebentar, namun baru saja ia hendak berjalan ke lift, Ong—security yang bertugas jaga malam, datang ke lantai dua mengatakan ada tamu yang ingin berbicara dengan Sehun.

“Siapa Ong? Ini sudah jam setengah dua.”

“Tidak tahu, Tuan. Dia hanya mengatakan ingin bertemu dengan anda. Saya bertanya dengan siapa, tapi dia tidak menyebutkan namanya.” Ong berjalan di samping Sehun, “Pokoknya dia perempuan, cantik sekali. Kulitnya mulus seperti model, pakaiannya putih.”

“Hantu mungkin.” Sehun berceletuk.

“Bukan, Tuan. Tidak ada hantu yang memakai sepatu hak tinggi. Pokoknya dia cantik, terlihat kaya dan rambutnya pendek sebahu.”

Setelah Ong mengatakan bahwa tamunya terlihat kaya dan berambut pendek, Sehun langsung bisa membayangkan wajah Soha. Dan benar saja saat mereka sampai di lobby, pandangan Sehun langsung bertemu dengan seorang wanita dengan pakaian formalnya, sedang membawa map menunggu Sehun di lobby.

The Proposal Where stories live. Discover now