chapter 10 : masa lalu

56 8 0
                                    

Ketakutan....
Semua insan pasti memilikinya...
Entah apa itu, siapa, atau dimana...
Tidak ada yang tau kelanjutannya, akankah ketakutan itu berhenti...
Atau akan membekas hingga akhirnya...
Orang lain punya berbagai obat yang berbeda untuk mengatasinya, namun tak semua bisa diobati...
-Aliva F.A-

Happy reading~

...


"Iya indah, indah kayak Elangnya Aliva." Jawab Aliva sambil terkekeh geli.

"Dihh ngarep, bucin dasar!" Elang ikut tertawa melihat kelucuan Aliva,

"Kan bucinnya Elang, gak papa dong." Sahut Aliva sambil nyengir tanpa dosa.

"Ih jauh-jauh sana." Elang mengatakan itu sambil tertawa pelan.

"Yaudah, gue pergi nih." Aliva mulai serius, ia berdiri dari duduknya

"Yaudah sono, gak ada yang ngelarang ini." Kata Elang sambil menahan senyum jahilnya, mendengar hal tersebut Aliva duduk kembali disamping Elang.

"Sabar va sabar, Aliva sabar disayang Elang." Ucap Aliva drama.

"Ogah banget gue, sayang sama Alien Pluto." Jawab Elang percaya diri.

"Awas aja Lo, kalo sampe sayang sama gue!!" Sahut Aliva menantang Elang.

"Gak bakal." Hanya dua kata yang Elang gunakan untuk menjawab tantangan Aliva.

Elang berdiri kemudian menepuk pelan bajunya yang sedikit kotor akibat duduk dilantai rooftop.

Aliva masih memandang langit malam yang begitu indah menurutnya, gadis berusia 16 tahun itu tersenyum tipis, bukan! Bukan senyum kebahagiaan yang menghiasi bibir kecilnya.

Namun senyum penuh arti yang jika orang mengetahui maknanya mungkin saja akan mengerti apa yang pernah dialami gadis remaja berparas cantik itu.

Elang mengulurkan tangannya untuk membantu Aliva bangun,

Aliva menoleh dan kembali tersenyum, satu kesalahan fatal yang kali ini dilakukan Aliva iya lupa menyembunyikan sisi lain dari dirinya pada Elang.

Senyum tipis itu juga termasuk bagian lain yang harus disembunyikannya, entahlah hal 'itu' terlalu menyayat hati bila diungkit kembali.

Melihat senyum yang sepertinya bukanlah seorang Aliva yang ia kenal.

Aliva meraih tangan Elang dan bangkit dari duduknya.

"Thank's." Ucap Aliva, Elang hanya mengangguk untuk menjawab.

"Laper gak?? Makan yuk," ajak Elang, entahlah ada dorongan dari mana seorang Elang yang notabenenya adalah seseorang yang bersifat dingin, dengan santainya mengajak seorang gadis makan bersama.

"Udah malam." Ucap Aliva pelan.

"Terus??"

"Lo mah ih! gak peka banget!"

"Lo lagi diet??" Tanya Elang sambil menahan tawanya.

Aliva mengangguk malu, jika bukan untuk Elang Aliva juga tidak mau sampai harus diet seperti ini.

"Yaudah sih, sekarang cheat-day nya." Kata Elang santai, ia berjalan mendahului Aliva menuruni tangga rooftop.

"Lang, tunggu woy!!"

"Cepetan keong!"

"Lo yang kecepetan onta!"

"Suruh siapa bantet?"

Aliva | Dilan's Girl Version Where stories live. Discover now