chapter 21: dia bukan ayah ku

11 1 0
                                    


10 tahun lalu, saat kamu merenggut bunda dari kami, kamu tidak punya hak untuk menyebut diri mu ayah kami..
-Aliva Fakyra Nandita

...

Elang mendekati Aliva perlahan, ia berusaha menyentuh puncuk kepala gadisnya itu, namun tanpa di sangka Aliva malah menepis nya dengan keras.

"*Don't touch me," ucap Aliva dengan nada dingin yang sebelumnya belum pernah di dengar Elang dari mulut gadis itu.

*Jangan sentuh aku.

Elang menarik nafas gusar, ia bingung apa yang harus di lakukan nya jika melihat kondisi Aliva seperti seseorang yang kena *serangan panik tapi kenapa?

Elang memutuskan untuk diam dan duduk di sebelah Aliva meskipun dengan adanya sedikit jarak yang di buat Aliva.

"Gue gak akan tanya Lo kenapa, tapi tolong kasih tau gue harus gimana gue gak suka liat Lo kayak gini, gue gak suka liat Lo kesakitan." Elang menatap Langit malam yang penuh dengan bintang berharap kata-katanya membuat Aliva sedikit tersentuh.

"Gue mau pulang," ucap Aliva di sela-sela tangis nya.

"Gue anterin Lo pulang sampai rumah," kata Elang lembut berusaha menenangkan Aliva.

"Bukan, tempat itu bukan rumah gue orang-orang itu bukan keluarga gue." Aliva mengambil handphone yang ada di tas nya dan menelpon seseorang.

Ya satu-satunya keluarga yang ia miliki, siapa lagi jika bukan kakak laki-lakinya Alfie.

Tak lama kemudian Alfie datang dengan mobil milik nya, ia menatap Elang tajam seakan-akan meminta Elang untuk menjauhi adik nya.

Alfie melajukan mobilnya di tengah jalanan yang mulai sepi, ia sesekali melirik sang adik yang hanya terdiam menatap dibalik kaca mobil dengan tatapan kosong nya.

Alfie menyodorkan tangannya dan Aliva menggenggam nya erat tangan sang kakak, tanpa sadar air mata kembali membasahi pipi gadis itu, Aliva menangis sejadi-jadinya di hadapan Alfie.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di apartemen Alfie, setelah menangis begitu kencang Aliva tertidur pulas.

"You try too hard," ucap Alfie seraya mengelus pelan puncuk kepala Aliva.

Alfie membangunkan Aliva dan memintanya untuk naik di punggung Alfie, Aliva yang masih setengah sadar pun hanya menurut dan naik ke punggung sang kakak.

Alfie menggendong Aliva sampai unit apartemen miliknya, ia membuka pintu dan membawa Aliva masuk.

Sampai di ruang keluarga di sana terdapat sebuah foto keluarga di mana ada Aliva, Alfie, Alfia sang kakak juga sang bunda sebenarnya ada satu orang lagi namun Alfie memotong foto orang tersebut saat mencetak nya.

Alfie membaringkan Aliva di ranjang kamar milik adik nya itu, ia menatap Aliva sendu Alfie merasa dirinya masih belum bisa menjaga adik semata wayangnya ini padahal mereka hanya memiliki satu sama lain.

...

Keesokan pagi nya Aliva terbangun dari tidurnya ia menatap nanar langit-langit kamarnya, suara kicauan burung terdengar nyaring, matahari sudah memancarkan cahayanya.

Namun Aliva masih terdiam dengan segala pikiran yang melanda nya, ia merasa dirinya belum cukup kuat dirinya masih terlalu lemah untuk menghadapi semua ini.

Seketika bayangan akan kejadian mengerikan itu menghujam pikiran Aliva, jantung nya berdebar dengan sangat cepat, air mata nya perlahan mengalir, ia lelah dengan semua ini andai saja hal itu tidak pernah terjadi dalam hidup nya andai keluarga mereka baik-baik saja.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 17, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aliva | Dilan's Girl Version Where stories live. Discover now