chapter 11: want to tell me?

52 7 2
                                    

Terlalu berat untuk kamu tanggung sendiri....
Terlalu perih saat ku melihat senyum tanpa hati....
Ingatlah kamu tak sendiri....
Berbagilah, maka jiwamu takkan lagi menyendiri...
-Elang R.S-

Happy reading~

....

"Va...Lo dimana sih!" gumam gue khawatir.

Gue terus mencari tanpa henti, sampai akhirnya gue menemukan apa yang gue cari dipersimpangan koridor hotel,

Ia tengah menenggelamkan kepalanya dikedua tangan yang ia lipat, tubuhnya bersender pada tembok dan membiarkan dirinya duduk dilantai yang dingin.

Gue berjalan kearahnya dengan pelan tanpa suara, dari jarak yang cukup dekat gue memperhatikan dia yang sedang menangis tanpa suara.

Perlahan gue mengelus pelan rambut panjangnya, berusaha menenangkan ia yang pastinya sangat shock dengan kejadian tadi.

"Elang?" Ucap Aliva saat melihat gue, gue tersenyum kearahnya.

Perlahan tapi pasti, gue dapat melihat air matanya yang sepertinya malah ia tahan untuk tidak lagi keluar,

gue panik gak tau harus ngapain, karena frustasi gue memeluk Aliva berusaha untuk kembali menenangkannya.

"Jangan ditahan, Lo boleh nangis sepuasnya dipelukan gue, gue janji gak akan protes."

*Tes..Tess...

"Hiks...hiks...Lang, kenapa mereka...jahat banget sama bunda gue...bunda salah apa...hiks...bang Alfie...kak Lia...hiks..."

Oke sekarang gue tau Aliva kalo nangis itu nyebutin anggota keluarganya,

*Grepp*

Gue tersentak kaget, saat Aliva mengencangkan pelukannya, sesak sih! Tapi yaa....harus kuatlah!

.
.

Sudah lebih dari satu jam Aliva menangis dipelukan gue, dan sekarang dia tertidur pulas dengan mata yang sembab.

Gue perlahan menggendong Aliva ala bridal style, cewek satu ini benar-benar! Tadi nangis kejer banget sekarang malah tidur kayak bayi panda nemplok dipohon bambu-,-

Tapi gak papa sih, yang penting sekarang dia udah tenang, gue tau gue gak berhak untuk ikut campur urusan  pribadinya, tapi....
Entah kenapa gue gak bisa tinggal diam gitu aja.

Setelah sampai didepan kamar Aliva dkk, gue mengetuk pintu dengan susah payah sampai akhirnya Kirana membukakan pintu.

"Astaghfirullah, Aliva kenapa Lang?!" Tanya Kirana penuh khawatir, inilah rempongnya cewek! Padahal temennya cuma tidur doang, hebohnya mah sekampung!

Gibah mulu gibah!!  Sampe daster kambingnya pak RT di gibahin!!

(Gibah=ngomongin orang.)

"Shuttt!! Dia gak papa, cuma tidur doang. Yang mana tempat tidurnya?"

"Hah?"

"Tangan gue pengel ini! Lama Lo." Kata gue sedikit kesal, dan emang realitanya tangan gue pegel. Demi apapun nih cewek beratnya nauzubillah!

"Owh, yang itu tuh!Taro aja disitu."  Katanya sambil menunjuk ranjang yang berada di pojok kamar.

(Dikate chiki ta*ro kali yak-,-)

Perlahan gue membaringkan Aliva diatas ranjang miliknya, setelah selesai membaringkan tubuhnya gue berjalan keluar dari kamar mereka.

Tapi sebelum benar-benar pergi gue berbalik dan melihat Kirana,

Aliva | Dilan's Girl Version Where stories live. Discover now