chapter 15: dare

33 6 0
                                    

Karna hidup tanpa tantangan...
Bagaikan jarum tanpa benang..
-NEKOFA05-

Elang melangkahkan kakinya dengan malas kearah kelas, sungguh hari ini ia benar-benar malas untuk pergi ke sekolah.

"Yo! Lemes amat jalan Lo!" Kata Leo yang sudah ada didepan Elang.
.
.

Elang p.o.v

Haduuuhh!!

Lagi gak mood, malah ketemu singa gundul hadeh!! Apes banget hidup lu Lang!

"Suka-suka gue lah." Kata gue gak selow.

"Aku suka, aku suka, aku suka." Sahutnya. Lah iya kok jadi kayak si encek ya?

(Yaudah iya:')

"Elang!! Leo!! Kenapa masih di sini!!" Teriak seseorang dari belakang.

Sontak gue dan Leo pun saling bertatapan, gue memberi isyarat dalam hitungan ketiga kedua hanya harus lari sekencang-kencangnya.

1..2....

Belum sampai 3 gue udah lari duluan ninggalin Leo.

"Kabuuurrr...duluaaannn!!!" Teriak gue pada Leo.

"Heh!! Asem Lo burung!!" Balas Leo tak kalah kencang.

....

"Hosh..hosh..cape juga ya!" Ya iyalah! Gimana gak cape ganteng! Lo lari dari gerbang nyampe rooftop.

*Braakkk

"Bang*at sini Lo an*ing!!" Teriak seseorang membuat gue kaget, gue kira itu Leo tapi saat gue menoleh kebelakang tidak ada siapa-siapa.

Ish! Merindingkan jadinya!

*Buukkk

Karna penasaran gue mengikuti suara itu.

Itu kan, Aliva? Tapi kok sama cowok sih! Siapa lagi tuh cowok! Awas aja sampe selingkuh!

(Pacaran aja gak:')

*Braakkk

Dengan kasarnya cowok itu mendorong Aliva hingga terjatuh, saat itu emosi gue hampir gak terkendali, tapi sebelum itu...

*Buukkk!

Aliva bangkit dan memukul habis-habisan cowok yang ada didepannya itu, dan saat ini bisa dilihat remaja laki-laki yang sepertinya 1 tahun lebih tua diatas gue babak belur.

"Sekali lagi gue peringatin sama kalian, satu kali lagi ada yang berani nyebut bunda gue, abis Lo semua!" Kata Aliva tenang namun penuh penekanan.

Cewek ini, sebenarnya siapa dia? Apa yang dia alami? Bagaimana dunia memperlakukannya, pertanyaan demi pertanyaan itu selalu muncul diotak gue.

"Selamat Lo kali ini!" Kata cowok itu kemudian bangkit dan lari.

"Hah...bunda..maafin liva.." paraunya tatapan matanya sendu, ia menatap langit, tapi entah kenapa pandangan seperti menyebar entah kemana.

"Keluar Lang, gue tau Lo di sana," Kata Aliva dari kejauhan tanpa melihat kearah gue.

"Yah, ketauan deh," Gue berjalan kearah nya, dengan santai dari awal gue memang sudah tau kedua sifat Aliva yang saling bertolak belakang itu, kepribadian ganda? Entahlah mungkin ia mungkin juga tidak.

"Lo liat lagi?" Tanyanya, masih melihat kearah langit.

"You think?" Sahut gue dengan santainya.

"Hah..." ia menghembuskan nafas kasar.

"So...mau cerita sama gue apa masalahnya?" Lanjut gue, seraya menatapnya dengan intens, Aliva mengalihkan pandangannya dan menatap gue.

Aliva | Dilan's Girl Version Where stories live. Discover now