chapter 18: birthday

39 4 0
                                    

Hari yang kubenci, hari terburuk di setiap tahun, tapi dengan mu aku bisa melepas topeng sandiwara..
-Elang Rangkasa Saputra-

..

00.00

Livakyra

Elang, dapat salam nih dari Liva selamat ulang tahun katanya semoga panjang umur dan jangan sampai lupa diri, dia sayang Elang.

Gue terbangun akibat sinar matahari yang menyinari mata, juga suara burung yang setia membangunkan gue dihari yang menyedihkan ini.

Gue mengambil handphone gue di atas nakas entah entah kenapa mood gue kembali lagi.

Livakyra

Elang, dapat salam nih dari Liva selamat ulang tahun katanya semoga panjang umur dan jangan sampai lupa diri, dia sayang Elang.

Elang terkekeh setelah melihat pesan dari Aliva itu, haha ucapan selamat ulang tahunnya itu unik.

Langkasa

Wkwkwk
M

akasih, jangan lupa kado gue ya!


Hah, Aliva itu memang ya! Awas aja nanti di sekolah! Gue bangun dari tempat tidur dan bersiap-siap menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, gue memarkirkan motor sport kesayangan gue di parkiran motor dan dengan semangat gue melangkahkan kaki menuju kelas.

Mungkin selama ini, tanggal 24 Januari adalah hari terburuk buat gue tapi mungkin tahun ini akan berbeda.

"Aliva!" Panggil gue tiba-tiba dan benar saja Aliva terlihat kaget dengan gue yang tiba-tiba memanggil namanya dengan keras.

"Elang ish!" Ia terlihat sedang menenangkan dirinya yang tadi terlihat benar-benar terkejut.

Author POV

Elang melihat ke kanan dan ke kiri secara bergantian, ia terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Karna tidak menemukan apapun, Elang mendengus sebal seraya mendudukkan dirinya di atas kursi.

"Nyari apa sih?" Celetuk Aliva yang heran dengan tingkah Elang.

"Nyari masa depan!" Jawab Elang galak, Aliva ini benar-benar tidak peka! Padahal Elang sudah berharap banyak untuk hari ini.

"Masa depan Lo kan disini, ngapain nyari lagi?" Tanya Aliva seraya tersenyum miring, ia tahu ucapannya itu pasti akan membuat pipi Elang memerah namun bukanlah Aliva bila dirinya tidak jahil!

Elang menggembungkan pipinya, sungguh ia merasa kalah telak dari gadis yang ada didepannya ini.

Jam istirahat pun kini telah tiba, seperti biasa semua siswa,guru, maupun petugas upacara eh?!
Pokonya satu sekolah antusias dengan rutinitas satu itu.

Aliva terlihat sedang merapihkan bukunya dan bersiap untuk pergi ke perpustakaan. Elang? Jangan di tanya! Cowok satu itu tengah bermalas-malasan di atas mejanya, ia menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangannya yang dilipat.

"Lo kenapa sih Lang?" Tanya Aliva yang sedari tadi menyadari perubahan sikap Elang.

"Mager," jawab Elang singkat.

Aliva mendekatkan bibirnya ke telinga Elang, sesuatu yang tak pernah Elang bayangkan akan terucap dari seorang ketua OSIS.

"Bolos yuk,"

Aliva | Dilan's Girl Version Donde viven las historias. Descúbrelo ahora