chapter 14 : masa lalu 2

37 7 0
                                    

Ketika mimpi itu datang kembali....
Yang kuharapkan hanya satu...
Aku harap, kamu bukanlah sekedar mimpi buruk...
-Elang Rangkasa Saputra-

....

"Lily!" Gue memanggilnya dengan penuh cemas, gue berlarian mengejarnya.

"Kasaaa!!!!" Teriak nya memekakkan telinga, tangisnya lirih penuh kesakitan.

"Hiks...kasa...tolong Lily...hiks... bunda..." Tangisannya menyayat hati,

"Lily!!"

...

"Hah...hah...mimpi itu lagi." ucap gue lirih, gue melirik kearah jam yang berada di balas samping tempat tidur gue, jam 06.00 wib.

Hah...

Andai dulu gue gak selemah itu, Lily pasti masih sama gue sekarang...

.
.

Author p.o.v

Saat itu umur Elang belum menginjak 7 tahun, anak kecil lugu dan polos yang belum mengerti apa-apa.

*Flashback*

*Tin...tin...

Suara klakson mobil terdengar di seluruh penjuru rumah, mobil milik siapa? Kalian pasti tau jawabannya!

Mobil siapa lagi jika bukan mobil si tuan muda, ya! Benar Elang Rangkasa Saputra, tuan muda pewaris dari Angkasa crop.

Elang kecil turun dari mobil dengan wajah datar seperti biasa, Elang berjalan menuju pintu utama rumahnya, di depan pintu sudah ada beberapa orang kakak pelayan yang bertugas melayani tuan muda kecil itu.

"Den Elang sudah pulang? Gimana sekolahnya den?" Ucap seorang wanita paruh baya yang biasanya Elang panggil bi Ina itu.

Elang menyerahkan tas sekolah yang tadi ada di punggungnya,

"Gak ada yang spesial." Ucap Elang singkat padat dan jelas.

Elang kecil berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Sesampainya di kamar, ia merebahkan dirinya di atas kasur king size yang ada di kamarnya.

"Huft...cape banget." Keluhnya.

Bagaimana tidak lelah, anak yang masih berusia 6 tahun sudah di libatkan dengan kegiatan yang bahkan mungkin anak SMA pun belum tentu sanggup untuk menjalaninya.

Tapi mau bagaimana lagi, begitulah resikonya bila menjadi ahli waris di keluarga besar seperti keluarga 'Angkasa'

....

Hari Minggu ini jadwal kegiatan Elang pun masih saja menumpuk, ia sangat lelah sungguh! Dirinya ingin bermain dengan anak-anak sebayanya.

"Om Ben, kapan selesainya?" Tanya Elang, sudah satu jam lebih ia duduk di kursi auditorium yang sekarang ini sedang diadakan acara khusus

"Sabar ya Lang, bentar lagi selesai kok." Jawab Ben, Benji atau yang akrab disapa Ben itu adalah asisten sekaligus adik dari Wiliam Angkasa
Ya! Benar ayah Elang.

Dengan perasaan sedikit kesal Elang mengalihkan pandangannya kearah kedua orang tuanya yang tengah duduk di kursi paling depan.

Elang tersenyum miring, entahlah ia hanya berpikir apakah semua teman sebaya nya juga merasakan hal yang sama seperti nya?

Aliva | Dilan's Girl Version Where stories live. Discover now