12. Selingkuh itu indah?

3.2K 232 34
                                    

"Oh jadi ini? Ini ternyata alasan kamu sering ijin ke toilet di tengah jam pelajaran?!" Sebuah suara mengejutkan dua orang yang sedang melukis properti dengan kuas dan cat air di kelas itu. Orang itu menendang pintu kelas dengan keras.

"Van?" Riana berdiri dari tempatnya.

"Ini selingkuhan kamu, hah?" Vania menatap Sonia dengan tatapan jijik dari ujung kaki sampai ujung kepala lalu kembali lagi ke kaki.

"Van, kamu ngomong apa sih? Kami cuma temen se-tim kok." 

"Se-tim? Tapi sering berduaan di rooftop sekolah? Iya? Cuma temen tapi curi-curi pandang tiap di kantin? Iya?"

"Gak gitu Van. Denger dulu. Ak-"

"Diam dulu kamu! Terus tadi siang kalian ngapain di rumah kelinci? Kamu sering banget kesana kan?! Orang-orang bilang tapi aku gak percaya! Tapi apa?! Tadi aku lihat sendiri, Na! Aku udah dua kali nangkap basah kamu sama cewek sialan ini!" Vania menjelaskan dengan intonasi yang tidak biasa, intonasi marah yang tinggi. Ia lalu maju selangkah, kemudian menarik kerah baju Sonia. Sonia yang hanya bisa terdiam daritadi langsung pucat.

"Lepasin! Ini bukan salah dia!" 

Riana menarik tangan Vania yang sedang menggenggam kerah baju Sonia.

"Dasar gak tau diri! Perebut pacar orang!" Vania berteriak kasar sambil menunjuk Sonia. Sonia hanya membuang muka.

"Lepasin! Dengerin aku!!" Riana berteriak lebih keras.

Keributan di sebuah kelas kosong yang menjadi ruang persiapan panitia menarik perhatian banyak siswa yang sedang lewat saat jam istirahat siang itu.

"Tha, itu kenapa deh?" Denata yang sedang membawa properti berhenti sejenak.

"Berantem. Kita pisahin aja kali ya?" Neratha sudah akan berjalan kesana tapi Denata menarik tangannya.

"Tunggu, belum saatnya. Itu masih teriak-teriak doank."

"Sonia ketahuan lagi berduaan sama Riana di kandang kelinci. Padahal Riana itu pacar Vania. Gue kasian sama kelinci-kelinci disitu, bentar lagi kandang kelinci cuma jadi modus buat ketemuan sama pacar." Roy memberi penjelasan sambil menyeruput es teh manisnya.

"Itu kandang kelinci bentar lagi jadi kandang zina deh." Jimmy menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal.

"Please deh itu rumah kelinci bukan kandang kelinci. Mana muat mereka di kandang kelinci." Denata kesal mendengar penjelasan kedua temannya itu.

"Kalian bisa diem gak sih? Cowo kok gosip! Gue kesana dulu. Nih kalian gantiin gue kerjain properti daripada gosip! Den, Tha, itu temen-temen gue. Biar gue yang bantu kali ini. Kalian lanjut kerja aja, bentar lagi jam istirahat selesai." Renata berjalan meninggalkan teman-temannya dan masuk ke kelas itu.

"Stop!" Renata memisahkan ketiga gadis cantik yang sedang adu mulut itu. 

"Kamu kenapa sih belain dia?! Brengsek!!" Vania berteriak marah, wajahnya sudah merah sekarang, seragamnya sudah berantakan.

"Ups. Selow. Gue cuma lerai kok." Renata berdiri di depan Sonia, menghadang Vania takut jika ia tiba-tiba menerjang Sonia.

"Bukan elu! Tapi dia!!" Vania menunjuk Riana yang berdiri di belakang Renata juga.

"Balik kamu sekarang!" Vania berteriak galak pada Riana.

"Van..." Riana malah menggenggam tangan Sonia.

"Ck. Dasar bodoh." Batin Renata.

"Sekarang! Kamu denger aku apa enggak?!" Vania tidak bisa lagi menahan emosinya, walau daritadi dia masih menahannya sekarang dia benar-benar menerjang. Renata melindungi Sonia, tapi dugaannya salah. Vania malah menerjang Riana. 

Nuansa Rasa PadamuWhere stories live. Discover now