35. Ayo Senyum Donk

1.3K 125 14
                                    

"Pagi." Denata tersenyum di depan pintu kamar Neratha tepat ketika Neratha membuka pintu. Hari ini rambut mereka sama-sama tergerai. 

"Pagi." 

"Nih buat kamu." 

"Makasih." Neratha menerima chunky bar yang diberikan Denata dan memakannya tanpa segan-segan. Mereka berjalan dalam diam. Sebenarnya tidak benar-benar diam, hanya Neratha sulit diajak bicara. Jawabannya singkat-singkat.

 "Senyum donk." 

"Hm." 

"Badmood banget?"

"Buruan nanti telat." Neratha berjalan cepat, tapi tangannya masih menggandeng tangan Denata. Terbesit sedikit senyum di bibir Denata.

***

KELAS MUSIK. 14:00 WIB.

"Tha kok main lagunya itu? Sedih banget lagi." Sonia memberi komentar. Neratha tak acuh, dia tetap menggesek biolanya memainkan lagu "Seberapa Pantas" nya Sheila on 7.

"Patah hati banget kayaknya. Kan gak putus." Denata tertawa pelan dari tempat duduknya. Ia ikut mengiringi nada biolanya dengan gitar.

"Apaan sih nyambung-nyambung?" Neratha bersuara dengan kesal, tapi tetap memainkan lagu itu. Denata tak menjawab, ia langsung bernyanyi.

"Celakanya

Hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu
Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku
Kau pergi dan hilang ke mana pun kau suka"


"Celakanya
Hanya kaulah yang pantas untuk kubanggakan
Hanya kaulah yang sanggup untuk aku andalkan
Di antara pedih aku selalu menantimu

Huwooooo....aaaa.... " Sonia dan Renata ikut bernyanyi bersama Denata.

"Ini isi hati kamu kan? Hahaha." Denata tertawa. Neratha menatapnya dengan sinis. Suasana kelas mulai ramai. Anak-anak lain memperhatikan mereka berempat. Karena permainan gitar, biola dan tarikan suara yang merdu mereka ikut bermusik dan bernyanyi.

"Seberapa hebatkah untuk kubanggakan?

Cukup tangguhkah dirimu untuk selalu kuandalkan?
Mampukah kau bertahan dengan hidupku yang malang?
Sanggupkah kau meyakinkan di saat aku bimbang?Mungkin kini kau telah menghilang tanpa jejak
Mengubur semua indah kenangan
Tapi aku selalu menunggumu di sini
Bila saja kau berubah pikiranCelakanya
Hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu
Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku
Kau pergi dan hilang ke mana pun kau sukaCelakanya
Hanya kaulah yang pantas untuk kubanggakan
Hanya kaulah yang sanggup untuk aku andalkan
Di antara pedih aku selalu menantimu" 


Denata berhasil membuat Neratha tersenyum lagi. Ia tak dapat menahan senyumnya.  

"Hey bagus sekali anak-anak." Miss Caroline yang baru datang tersenyum senang melihat anak-anak bermusik di kelasnya.

"My miss." Renata tersenyum melihatnya. Denata menoyor kepalanya dari belakang.

"Sakit asu!" 

***

"Thaaaa, senyum donk." Denata menarik tangannya. Jalanan sepi. 

"Hm. Ga nafsu." Jawab neratha. Denata berhenti sejenak, mengambil ponselnya.

"Thaaa nikah yuk." 

"Apaan sih? Ngawur." Neratha menautkan alisnya, sebal.

"Cinta mengapa kau sengsara benci ku melihatnya" denata bersenandung sedikit. Lagu Petra Sihombing.

"Oh oh dia itu siapa bisa membuatmu merana"

"Cinta apa kau tak bahagia sini denganku saja" Denata berjalan di depan Neratha sambil berjalan mundur. Neratha berjalan ke pinggir sambil menutup mulutnya, ia menahan tawanya.
"Oh oh dia itu siapa aku ini lebih baik darinya~ Nyanyi donk. Suara kamu mana?" Denata memancingnya.

"Jauh dalam hatimu aku tahu
Engkau ingin ada orang yang selalu
Mencinta dan memelukmu setiap waktu
Kalau dia tak mampu pilih saja aku" Asik, akhirnya mereka duet.

"Cinta apa kau tak bahagia? Nikah denganku saja." Denata mengulang nada itu dengan lirik yang berbeda. 

"Apaan sih?!" Neratha tertawa geli.

"Ayo nikah sayang. Aku nikahin kamu ya. Hahaha." Mereka berjalan pulang ke asrama dengan penuh canda tawa.

***

Haiiii...

Up lagi... 

"Kok pendek thor?"

"Suka-suka gue." Wkwkwk 




Nuansa Rasa PadamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang