08

6.2K 739 20
                                    

Hari minggu di akhir bulan adalah jadwal rutin untuk ku dan Naeun untuk berbelanja bulanan. Membeli segala perlengkapan keperluan rumah dan kebutuhan lainnya. Seperti bahan makanan pokok, kebutuhan mandi, sampai camilan khusus untuk Naeun.

"Noona, jangan lupa. Cookies vanilla seperti biasa." Pesan Jaemin sebelum dia berangkat siaran. Hari ini dia mendapat jadwal siaran pagi, maka dari itu tidak bisa menemaniku untuk belanja.

"Naeun sayang." Gadis kecil yang tadi pagi meminta untuk diikat ponytail menoleh kearahku, sisi bibirnya penuh dengan es krim cokelat.

"Iya ibu." Sahutnya.

"Naeun mau sikat gigi yang seperti apa? Kelinci atau beruang?" Aku menunjukkan dua buah sikat gigi anak pada Naeun, tanpa menjawab dia menunjuk pada sikat gigi yang berbentuk kelinci.

"Oke, ibu masukan ke keranjang ya." Naeun mengangguk.

Setelah aku rasa semua perlengkapan mandi terpenuhi, sekarang saatnya untuk membeli bahan makanan. Hari ini aku berencana untuk memasak sup ayam. Sambil menggenggam tangan kiri Naeun dan mendorong troli belanja, kami berjalan menyusuri lorong daging. Ada banyak sekali daging segar yang dijajakan. Rasanya ingin aku beli semua untuk persediaan di rumah, mengingat Jaemin dan Naeun sangat suka daging. Namun, harga daging tidak semurah yang dikira. Maka dari itu aku hanya bisa membeli ayam sebagai ganti. Atau jika aku dapat bonus tambahan dari Pak Doyoung baru kita semua bisa makan daging.

"Naeun, tunggu disini dulu ya. Ibu mau beli ayam." Naeun mengangguk, mata dan mulutnya masih fokus menghabiskan es krim cup yang sudah tersisa setengah.

"Aku mau ayamnya satu ekor." Pintaku pada seorang pegawai. Aku menunjuk sebuah ayam berukuran sedang untuk dipotong.

"Potong 10 ya pak." Sang pegawai mengangguk dan membawa ayamku ke meja potong.

Sembari menunggu, aku sedikit bergeser ke jajanan ikan segar untuk dibuat ikan asap.

"Ini ayamnya." Kata si pegawai menyerahkan ayam yang sudah dipotong.

"Terima kasih."






Seorang anak kecil sedang menangis tersedu-sedu. Sesekali ia menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya. Tangan kirinya masih memegang cup es krim yang sudah kosong. Ia berjalan kesana kemari menyusuri semua lorong supermarket, mencari sosok yang ia butuhkan.

"I-ibu.." Panggilnya sesenggukan, tangannya ia gunakan untuk menyeka air matanya yang keluar lagi.

"Ibu.. aku takut." Katanya melihat sekelilingnya hanya susunan rak besar. Ia seorang diri di lorong bagian pembersih lantai.

"Ibu.." Tangisnya semakin menjadi. Kini ia benar-benar ketakutan. Ia berlari, mencoba untuk menemukan jalan keluar berharap bisa segera bertemu dengan sang ibu.

Buk.

Dirinya menabrak sebuah badan. Kepalanya sedikit pusing akibat penglihatannya yang sedikit buyar karena air mata. Ia kedipkan matanya untuk bisa melihat sosok yang ada di depannya sekarang.

"Hai anak manis." Sang pria berlutut, mensejajarkan badannya dengan Naeun.
"Kenapa menangis?" Tangannya mengelap sisa air mata Naeun.

Naeun mengatur napasnya yang sedikit ternegah akibat tangisan yang cukup lama. "Aku mencari ibuku."

"Ibu? Siapa namamu?"

"Aku Naeun."

"Apa kamu ingat terakhir kali saat bersama ibu dimana?" Naeun menggeleng. Sang pria mengusap wajahnya kasar.

"Yasudah, paman bantu cari ibu ya." Kini sang pria menggendong Naeun kedalam dekapannya. Berjalan menyusuri setiap lorong agar bisa menemukan ibu dari anak yang ada didekapannya ini.



Lost | Jung Jaehyun ✔Where stories live. Discover now