09

6.2K 726 27
                                    

Krincing krincing.

"Noona!"

Aku yang baru saja memasuki toko langsung memutar pandanganku pada sosok pria berkemeja biru yang sedang berjongkok di depan rak camilan. Ia sedikit melambaikan tangannya padaku dan kubalas dengan senyuman. Lantas ia berdiri dan menghampiriku.

"Noona bagaimana kabarnya?" Kini aku dan dirinya tengah duduk di salah satu kursi.

"Baik. Kamu sendiri? Sudah selesai dengan tugas akhir?"

"Sudah, minggu depan aku wisuda. Noona harus datang!" Aku terkekeh.

Mark, dia partner kerjaku sejak awal aku menginjakan kaki di toko ini. Dulu ia baru saja menjadi mahasiswa lugu yang selalu membawa ransel besar saat bekerja, dan sekarang sudah selesai dengan perkuliahannya. Bahkan jika diperhatikan wajahnya nampak semakin mempesona. Wajar saja, semakin dewasa seorang pria maka akan semakin menawan rupa mereka.

"Bagaimana dengan Naeun? Aku dengar kemarin ia sakit."

"Sudah membaik, dan hari ini aku baru saja mengantarnya ke rumah Seulgi."

"Dimana Pak Doyoung? Aku kira dia akan berada disini menjaga toko." Aku sedikit mengedarkan pandanganku ke seluruh area toko, mencari sosok yang selama ini selalu membantuku.

"Di ruangannya, sedang ada tamu."

"Tamu? Siapa?" Tumben sekali ada orang yang datang menemui Pak Doyoung langsung di toko. Biasanya Pak Doyoung akan meminta tamunya untuk langsung ke rumahnya dan nanti akan ia susul.

"Entah." Mark menaikan bahunya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Kau tenang saja, untuk urusan desain serahkan saja pada timku."

Aku dan Mark yang awalnya sedang fokus dengan susunan karton susu sedikit teralihkan saat melihat tamu yang datang menemui Pak Doyoung.

Sebentar. Aku mengerjapkan mataku. Beberapa kali aku kedipkan mataku sampai menyatakan bahwa apa yang aku lihat benar adanya. Aku tidak asing dengan pria yang bertamu kesini.

"Moon Taeil?" Tanpa sadar aku menyebutkan namanya saat dirinya tepat berjalan melewati diriku yang masih menetralkan pikiranku.

Sosok yang aku panggil pun berhenti dan menoleh, lalu ia tersenyum padaku.

"Na Jae Mee? Benarkan?" Katanya membalas panggilanku.

"Benar."

Mark dan Pak Doyoung yang sedang berdiri tepat dihadapanku melirik aku dan Taeil secara bergantian. Entah apa yang membuat mereka heran saat aku dan Taeil kenal satu sama lain. Justru harusnya aku yang heran, bagaimana bisa Pak Doyoung terlihat sangat akrab dengan Taeil? Setauku dirinya dan Taeil bertemu pertama kalinya saat kami mengantar Taeyong ke rumah sakit beberapa waktu lalu.

"Kalian saling kenal?" Pertanyaan Pak Doyoung berhasil mengacaukan lamunanku.

"Iya. Dan bapak pun begitu?" Pak Doyoung mengangguk.

"Jadi, saya baru ingat kalau dulu kami teman satu kampus. Hanya saja kami berbeda kelas, jadi aku jarang bertemu dengannya." Jelas Pak Doyoung dibantu dengan anggukan Taeil yang membuat pernyataan itu menyakinkan.

"Ah, seperti itu rupanya." Balasku.

Drrt drrt.

Sedang asik bercengkrama dengan Taeil dan Pak Doyoungㅡtidak lupa dengan Mark, ponselku berdering. Aku melihat nama pemilik panggilan masuk dilayar ponselku.

Kang Seulgi.

"Ada apa?"

"Naeun, badannya panas lagi. Bisa kesini sekarang?"

Lost | Jung Jaehyun ✔Where stories live. Discover now