18

5.6K 671 67
                                    

Setelah kejadian luar biasa yang terjadi padaku beberapa hari yang lalu, aku memutuskan untuk tinggal sejenak dengan Seulgi. Khawatir jika Jaehyun menemukan alamat rumahku dan bertemu dengan Naeun. Beruntung Jaemin tidak tahu jika aku bertemu dengan Jaehyun di toko kemarin. Jika ia sampai mengetahuinya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Jaehyun.

Pagi ini setelah selesai menyiapkan sarapan dan mengantar Naeun sekolah, aku langsung kembali ke rumah Seulgi. Tentu tidak sendiri, melainkan berdua saja dengan Seulgi. Kejadian ini hanya aku, Seulgi dan Pak Doyoung yang tahu. Dan aku harap tidak ada orang lain lagi yang tahu. Terutama Naeun.

Saat kejadian

"Maafkan saya pak." Aku masih tertunduk tidak berani menatap wajah Pak Doyoung. Aku malu sejadi-jadinya. Sangat lancang dan tidak sopan bagi seorang pegawai yang dengan sengaja menarik tangan bosnya bahkan membawanya pergi ke suatu tempat yang jauh dari keramaian. Jika saat itu aku harus dipecat dari toko pun, aku bersedia.

Tapi, Pak Doyoung bukanlah sosok atasan seperti yang digambarkan orang kebanyakan. Ia tahu betul dan mengerti keadaan setiap pegawainya, maka dari itu saat aku dengan tanpa sadar menarik tangannya ia tidak bergeming satu kata pun. Bahkan ia membiarkan ku untuk menenangkan diri sampai merasa lebih baik.

"Kau sudah lebih baik?" Tanyanya melepaskan pelukan yang ia berikan padaku. Rasanya sedikit aneh saat ia menarikku kedalam dekapannya.

"Terima kasih."

Pak Doyoung tersenyum, ia menyeka sisa air mata yang ada diujung mataku.

"Kau mau bercerita?"

Aku terdiam, memikirkan apakah pantas jika aku menceritakan masa laluku pada orang-orang yang hadir setelah kejadian itu? Mereka terlalu berharga dalam hidupku dimasa ini dan masa depan, tak selayaknya mereka turut ambil bagian dalam kisah kelam hidupku.

"Jika kau keberatan, aku tidak akan memaksa." Katanya menyerah. Dari raut wajahnya aku bisa melihat jika ia masih berharap aku akan menceritakan -setidaknya- sedikit tentang apa yang terjadi antara diriku dengan Jaehyun.

"Dia, ayah kandung Naeun."

Aku mulai menceritakan awal mula hubungan aku dengan Jaehyun dan bagaimana semua ini bisa terjadi. Pak Doyoung tidak bergeming sepatah katapun. Bahkan ia sama sekali tidak menampakan wajah terkejutnya saat mengetahui siapa ayah kandung Naeun.

"Lelaki tadi?" Aku mengangguk.

"Maaf, setahuku dia adalah salah satu client Taeil."

Jadi, Jaehyun dan Taeil saling mengenal tapi mereka tidak tahu identitas satu sama lain? Aku hanya bisa berharap mereka tidak akan pernah tahu itu.

"Entah. Aku sama sekali tidak ingin bertemu dengannya lagi. Bahkan jika ia memaksa untuk bertemu dengan Naeun sekalipun."

"Apa dia tahu kau mengandung anaknya saat itu?" Aku menggelengkan kepalanya.

Bagaimana bisa ia mengetahui jika aku sedang mengandung anaknya saat ia sudah larut dengan kehidupan barunya yang sangat ia idamkan saat itu. Jangankan mengetahui alamat atau nomor telfonnya. Mengetahui apakah ia masih hidup atau tidak saja sudah bukan menjadi urusanku lagi sejak saat itu.

"Jae Mee, boleh aku mengatakan sesuatu padamu?"

"Silakan."

"Aku tahu bagaimana sakitnya dirimu saat dia meninggalkan dirimu yang tengah mengandung anaknya. Bahkan dengan teganya ia menikah dengan wanita lain dan hidup bersamanya tanpa memberikan kepastian hubungan yang jelas denganmu. Hanya saja, jika dilihat dari sisi Jaehyun yang sebagai ayah kandung Naeun ia harus tahu akan semua ini termasuk tentang Naeun. Aku tahu ini semua tidak mudah untukmu, tapi aku yakin kau bisa melewati semua ini. Ingat, Jaehyun juga memiliki hak untuk mengasuh dan membesarkan Naeun."

Lost | Jung Jaehyun ✔Where stories live. Discover now