29

4.7K 552 21
                                    

"Hey! Hey! " Sebuah tangan berhasil menahan langkah pria berjaket abu tua di depan lift. Lantas pria itu berbalik arah dan menatap wanita itu datar.

"Jangan pergi." Pinta si wanita dengan wajah penuh harap.

Namun si pria tidak bergeming dan hanya menatap wanita bermata monolid di depannya ragu. Ia tampak berpikir karena sejak sang wanita menahan dirinya ia memutar bola matanya melihat sekitar, mencoba untuk tidak menatap wanita tersebut.

"Tolong. Kita harus bicara." Bujuk si wanita yang berhasil meluluhkan tembok pertahanan si pria.

Keduanya kini duduk saling berhadapan di salah satu cafè dekat rumah sakit. Si pria menatap lurus jalanan yang ada di sebelah kiri melalui dinding kaca cafè. Sedangkan si wanita diam berpikir untuk memulai pembicaraaan.

"Terima kasih sudah datang lebih cepat." Kata si wanita membuka pembicaraan.

"Terima kasih sudah memberi kabar sesegera mungkin."

"Aku tahu kau terkejut dan kecewa dengan apa yang kau lihat tadi."

Perkataan Seulgi perlahan membuat Taeil menatap dirinya.

Benar apa yang Seulgi katakan. Saat Taeil sampai di rumah sakit, ia tidak sengaja melihat Jae Mee sedang bersama Jaehyun. Meski Doyoung pernah menceritakan perihal siapa Jaehyun dalam kehidupan Jae Mee dan bagaimana perasaan Jae Mee pada Jaehyun melihat hal tersebut membuat sedikit goresan luka dalam hatinya.

Terlalu naif memang. Bukannya menemui Jae Mee dan mengatakam bahwa dirinya akan selalu berada mendampingi Jae Mee. Kini nyatanya ia justru sedang duduk di sebuah cafè dan membiarkan wanitanya bersama Jaehyun.

Taeil menyesap kopinya. Kopi yang seharusnya tidak terasa pahit sama sekali kini entah mengapa terasa menyengat untuknya.

"Biarkan saja mereka bertemu. Aku tidak ada urusan dengan itu." Katanya menatap Seulgi datar.

"K-kau .." Seulgi tak percaya dengan perkataan Taeil barusan.

"Jae Mee belum sah menjadi istriku, begitu pula dengan Naeun. Dia belum lah menjadi putriku secara mutlak. Biarkan mereka mencari cara untuk menyembuhkan putri mereka."

"Katakan padaku jika Taeil yang sedang duduk di depanku bukanlah Taeil yang aku kenal."

Taeil menatap Seulgi kembali. Namun kali ini dengan tatapan yang sedikit mengintimidasi. Seulgi tidak mau kalah, ia balas kembali tatapan Taeil lebih dalam.

"Aku tidak tahu apa yang sedang merasukimu hingga kau bisa berkata seperti itu. Namun, Taeil yang aku kenal adalah sosok yang sangat penyayang, sabar dan selalu berpikiran jernih."

"Kau tidak mengenalku sepenuhnya Kang Seulgi."

"Terserah kau ingin berkata apa. Tapi aku mohon, hanya kau satu-satunya orang yang bisa aku percaya untuk menjaga Jae Mee setelah adiknya. Jika kau memang benar-benar mencintainya. Tunjukan! Tunjukan padaku dan orang-orang jika kau memang layak untuknya."

"Sudah aku katakan padamu, ini urusan antara Jae Mee dengan Jaehyun. Naeun, putri mereka. Darah daging mereka. Dan mereka berhak untuk berdiskusi dan memutuskan bagaimana cara menyembuhkan Naeun."

"Kau salah Moon Taeil. Ini memang sudah hak Jaehyun untuk ikut turun tangan. Tapi dia tidak bisa seleluasa itu untuk ikut campur. Dia ayah yang tidak bertanggung jawab untuk Naeun. Kau. Kaulah orangnya Moon Taeil. Bukan Jaehyun!"

Berdebat dengan Seulgi sama saja membuang waktu dan tenaga bagi Taeil. Dengan begitu saja ia meninggalkan Seulgi yang masih terpaku di tempatnya. Tidak percaya jika Taeil justru akan bersikap seolah berlepas tangan dengan semua ini.

Lost | Jung Jaehyun ✔Where stories live. Discover now