7. Bulan pertama pernikahan

74K 1.6K 12
                                    

Gue baru sadar di 1 bulan pernikahan ini, gue gatau apa-apa soal masa lalu dia. 

Well soal dia tumbuh dimana, seperti apa keluarganya, bagaimana dia dibesarkan. Yang kaya gitu. Bukan kisah pekerjaan dia atau bagaimana dia sukses. 

Kisah sederhana. Gausah jauh-jauh kisah hidupnya, umurnya aja gue gatau.

KTP dia selalu tersembunyi dengan baik.

Apa gue mulai ngebales perasaannya ya?
Okei sip.

Pokoknya setelah itu, gue mulai ngebalesin chatnya Kak Zac.
'Kamu udah pulang?'
'Udah kak'
'Kakak kapan pulang?'
'Masih lama dongg'
"Boleh aku tunggu?'
'Gabaik kamu tidur malem-malem. Memang kenapa?'
'Ngga kok. Cuma mau nunggu suami pulang'
'Awww you're so adorable^u^'

Kira-kira begitu. 

Pas dia pulang kira-kira jam 8, kita bakal makan masakan gue.
"Wih! Enak!", serunya pas makan ayam rebus jahe yang gue masak.
"Hehe, makan yang banyak ya. Kakak pasti capek", senyum gue malu-malu dipuji masakannya.

"Aku abisin kok. Gimana sekolah hari ini?", tanyanya.

"Biasa lho. Banyak tugas~banyak PR....", terus gue melotot,

"AKU ADA PR!", gue langsung ngibrit ke tas sekolah, nyari buku fisika.

Malam itu juga PR dikerjain di meja makan dan YES!
Gue gabisa!
Di tengah gue yang lagi frustasi, Kak Zac mendekat dan melihat deretan soal itu.

Gue melas ngedongak ke dia.
"Kakak...tolong",

"Kakak dulu IPS lho. Lagian kamu harus bisa sendiri. Coba liat dari contoh-contoh soal terus nan-", omongannya terhenti pas ngeliat gue. 

Gue bikin puppy face alias muka memohon yang ga bakal bisa ditolak. Kak Zac tersenyum kaku ngeliat kelakuan bininya, dia berusaha keras buat nolak, 

BUT NO! TATAP MATA SARAHHH! LIAT BETAPA IMUTNYA ISTRIMU INI!! BANTU AKUUU WAHAI SUAMIKUH YANG PINTAR!

"Hahhhh iya, iya, Kakak coba", Kak Zac menghela nafas pasrah, duduk di sebelah gue.
"YES!", NO FISIKA!

"Tapi dengan syarat...".

Yah baru juga seneng.

"Kamu harus cium Kakak", godanya senyum-senyumin gue.
IH! OGAH!
"Gamau!", tolak gue buang muka.

"Hayo, kalo kamu cium, Kakak kerjain semua ini", senyumnya licik nunjukin buku fisika yang tebelnya lebih dari kumis Bapak. "Satu ciuman sama dengan 1 PR ini", ulangnya.

DIH! MAUAN. Yaudah, mau gamau. Toh gue berusaha deket sama dia. Gue menatapnya, kemudian perlahan mendekati wajahnya, bibirnya.

Deg deg
Deg deg

Gue bakal cium Kak Zac...

Bibirnya...

Gue deg-degan, tinggal beberapa senti bibir kita bakal bersatu. Ini bakal jadi ciuman pertama gue

POK,
Tangan kiri Kak Zac langsung nahan pipi gue,
"Kamu ngapain?!", tanyanya panik, matanya melotot takut.
"Lah?! Kan Kakak yang minta cium!", bales gue masih dipegangin Kak Zac.
"Pipi!", pekiknya.

AHSHIT! Malu-malu gue cium pipinya.SHIT! MALU BANGET!

"Hehehe...gitu dong", kekehnya kesenengan abis dicium.

Habis itu dia mulai baca-baca buku sambil sesekali manggut-manggut paham.

"...aku kira di bibir", ungkap gue malu-malu
"No...I don't feel it that way", balesnya menulis angka-angka dengan tangan kirinya.

Maksudnya apa?
I don't feel it that way?
Dia ga cinta gue?
Hah?

"Kak. Kakak suka aku?", tanya gue kekanakan
"Nope. I love you", senyumnya
"Sebagai apa?"
"Istri?", jawabnya ragu

Cinta suami ke istri...? Gue gatau rasa itu. Tapi gue tau cinta yang disampaikan Kak Zac. Cintanya adalah cinta seorang kakak. Gue emang ga punya kakak tapi gue pernah ngerasain ini dari orang sekitar. 

Gue tau rasa cinta, gue pernah rasain pas sama Andi. Perlahan perasaan itu juga tumbuh ke Kak Zac walaupun gue juga belom yakin

Yang bikin gue lebih gayakin lagi adalah...perasaan Kak Zac ke gue. 

Dia ngeliat gue sebagai wanita yang ia cintai atau adik yang ia cintai?

Akhirnya gue coba-coba lagi sampe seminggu.
Kita memang makin deket tapi dia ga nunjukin...cinta suami

Memang suka meluk, tapi lebih ke peluk gemes. Kayak ke adik.
Kadang cium jidat atau pipi, itu cuma pas berangkat sekolah dan disaat dia lagi gemes.
Kak Zac suka elus kepala gue, kadang iseng ngepang rambut.
Dia suka gandeng tangan gue tapi itu doang.

Dia nolak kalo gue mau layanin dia sesimple siapin baju kerja atau ngendengerin keluhan di kantor, dia pasti ngebalikin pertanyaan dan melayani gue seperti nomor 1-nya.

He treats me like a Queen but he doesn't let me treat him like a King and it's not fair

Gue harus memastikan perasaan kami.

Apa dia melihatku sebagai adik, atau sebagai istri

Dan apa gue liat dia sebagai bossnya Bapak, atau suami

Gue Nikah Pas SMA & Suami Gue CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang