34. Mr Hyde

35.9K 811 64
                                    

Zac duduk di kantornya, menatap ke luar. Dia ga habis pikir berapa lama waktu yang dia habisin buat ngebikin perusahaannya sukses. Apalagi ini bukan warisan, murni dia sendiri.

Dia inget di jaman-jaman kuliah dia melakukan riset dan mencari orang-orang. Karena dia muda, orang-orang selalu meremehkannya dan bilang dia akan gagal. Banyak yang menolaknya.

"Bocah cantik kaya kamu jadi model aja dah. Itu juga banyak uang kok. Gausah repot-repot kesini. Gimana kalo kamu nikah sama anak saya saja? Kamu gausah kerja, tunggu hasil uang saja", banyak yang begitu.

Apalagi Zac anak rantau, daerah petani, mereka berpikir Zac hanyalah anak naif yang ingin memiliki banyak uang. Niat Zac adalah kuasa di dunia bisnis.

Tapi sekarang, dia membuktikan kalau dia bisa jadi CEO di umur yang tergolong muda ini. Orang yang dulu diremehkan menjadi salah satu orang yang paling dihormati di dunia bisnis.

Karena itu, banyak yang mengaguminya dan termotivasi menjadi CEO juga. Tapi sayang, mereka orang yang malas dan tidak berani ambil resiko. Kalau begitu, sukses butuh waktu yang jauh lebih lama. Zac menganggap orang yang ingin instant adalah orang bodoh.

Dia menerima banyak anak muda untuk bekerja di perusahaannya dan menghandle hubungan dengan koneksi yang lain. Hanya dengan tersenyum dan menerima anak yang masih berkembang, dia makin disukai dan dihormati.

Orang yang dicintai di publik,
Tapi orang yang ditakuti di dunia bisnis

Zac orang yang ga pernah di tolak di dunia bisnis. Kalaupun ditolak, ga lama orang itu bakal tukar pikiran. Makanya dia dianggap ancaman bagi pebisnis besar lain, tapi sebuah jalan pintas untuk pebisnis baru untuk sukses. Hanya dengan memasang nama perusahaannya, mereka akan sukses.

Handphone Zac berbunyi, menampilkan nama 'Papa'.
Dia segera menjawabnya,

"Halo Pa?", kata Zac.
"Halo juga. Katanya Andi mati ya?", tanya Papa kemudian.
Zac menjawab, "Iya, jedotin kepala sampe bedarah"

"Hoo...begitu ya. Memang lebih bagus begitu. Kamu ga boleh ninggalin jejak sedikitpun. Segila-gilanya orang, mereka masih bisa ngebeberin sesuatu", kata Papa menasihati.
"Tapi kayanya kamu harus eleminasi orang tuanya juga nih, siapa tau Andi pernah cerita ke mereka?", lanjut Papa.

Zac mendengus, "Gausah Pa. Kata Sarah Andi ga deket sama orang tuanya. Mereka kerja mulu ga pernah merhatiin anaknya. Hm...Sarah versi lebih parah kayaknya ya? Ini juga orang tuanya gulung tikar. Mereka juga mau kabur, tanggung malu punya anak pembunuh"

Papa tertawa diujung sana,
"Gausah jauh-jauh, kamu juga pembunuh kok", katanya meledek.

Zac tertawa rendah

"Papa juga pembunuh kan? Gausah gitu deh"

Iya

Pembunuh

Keturunan pembunuh

Secara turun-temurun, keluarga Vane membunuh orang dan biasanya dengan motif cinta. Entah sudah bakat atau gimana, mereka ga pernah ninggalin jejak dan melemparkan kesalahannya ke orang lain.

Tapi kalau pasangan hidup mereka meninggal seperti ibunya Papa, seorang Vane akan menderita dan gila. Karena Vane sangat bergantung dengan pasangannya.

Di kasus Papa, Pere ga setuju dan sebenernya udah berkali-kali labrak dan ancam Papa. Papa mengendus kehidupan yang tidak lancar kalau Pere masih ada. Maka itu Papa mencari pembunuh yang sedang lepas itu, memanipulasinya, dan membunuh Pere kemudian mengambil anaknya untuk dinikahi.

"Hah...hidup begitu hampa sebelom ketemu istri, iya kan?", tanya Papa meminta persetujuan ke Zac.

Zac mengangguk dan menjawab, "Ya". "Sangat hampa...", gumamnya

Gue Nikah Pas SMA & Suami Gue CEOWhere stories live. Discover now