15. Kembar Serumah

42.4K 1.1K 17
                                    

Kenapa dia ngga mendekat? Apa karena Zac? Kevin tersadar ada Papa pas lagi dipiting Zac.

“Ah! Papa!”, senyum Kevin

Zac langsung melepas pitingannya dan berdiri menatap ayahnya dengan tajam. Papa mendekat dengan kedua tangan dibelakangnya,
“Kalian main-main?”

“Yep, kayak dulu”, Kevin mengangguk, menegakan diri dan membersihkan rerumputan dari pantatnya. Papa terkekeh,

“Kalau Papa ingat-ingat...dulu yang selalu menang si hitam satu ini...sekarang masih ga?”, goda Papa melirik Zac

“Hmph...”

Tiba-tiba Papa melepas jaketnya, lalu melemparnya ke undakan di sebelah gue. Papa membunyikan tinjunya, sambil tersenyum licik ia berkuda-kuda menantang anaknya,

Buset! Mereka mau berantem?!

Baru gue buka mulut mau negor, Kevin keburu dateng duduk disebelah gue sambil bilang,

“Itu tanda Papa mau minta maaf”,
“Berantem cara kalian maaf-maafan?”

Kevin mengangguk, kemudian menatap ke ayah dan kembarannya,

“Kalo Zac mau kasih kesempatan...dia juga bakal kuda-kuda”.

Dan bener kata Kevin, Zac kuda-kuda menantang permintaan maaf ayahnya.

Gue kira mereka cuma bakal berantem biasa tapi rupanya lebih sengit lagi.

WUIH!

Berantemnya selevel film-film cuy! Rasanya epik!

Tinju mereka cepat, tapi tangkisannya juga cepat. Kalo gue ga fokus, mereka keliatan kaya ibu-ibu lagi cakar-cakaran! Jelas mereka suka bela diri.

Hehe...ada-ada aja keluarga ini
Akhirnya mereka selesai berantem. Karena mantan prajurit yah...Papa menang. Zac dan Papa ikut duduk di undakan, nafas tersenggal dan dipenuhi keringat, menyudahi perkelahiannya,

“Kita impas”, kata Papa menyodorkan tangan ke Zac untuk berjabat tangan

“Impas”, jawabnya dengan nafas tersenggal, lalu menerima jabatan ayahnya.

Dengan ini, mereka baikan, udah ga dendam-dendaman lagi. Enak yak kalo ada masalah tinggal berantem, gausah ngomong maaf.

Eh bukannya kalo lu lagi berantem terus tonjok-tonjokan makin berantem? Memang keluarga ini unik

Akhirnya kami ber-empat duduk di undakan, menikmati langit sore yang dilukis dengan warna oranye dan burung-burung berterbangan.

Pemandangan dari bukit ini luar biasa...gue bisa liat hutan juga laut diujung sana berkilau dengan cantiknya.

“Nama calon anak kalian apa?”, tanya Papa, duduk sambil menyesap kopi yang dia buat sendiri. Gue dan Zac saling memandang penuh kasih, seakan-akan setuju untuk memberi tahukan nama bayi ini nanti.

“Rayleigh Vane”, jawab gue sambil membelai perut ini penuh kasih.

“Ray dong ya?”, tanya Kevin ikut tersenyum, Zac menjawab,

  “Iya. Seperti artinya, aku mau anak ini bercahaya tidak peduli sulitnya hidup dan bisa menjadi penyemangat bagi orang lain”, sembari menggenggam tanganku dengan lembut.

Iya.

Nama Rayleigh diambil dari kata Ray dan Light, keduanya berarti cahaya.

Gue harap dengan nama itu, dia bisa selalu tersenyum bagaikan matahari yang tidak pernah berhenti bersinar

Aduh Ray...
Beneran ga sabar dah!
Pengen buru-buru lahir
Apalagi dia setiap hari nendang dinding rahim gue, atau bergerak-gerak, atau cegukan.

Gue Nikah Pas SMA & Suami Gue CEOWhere stories live. Discover now