Part 22

1.5K 41 0
                                    

Masalah hati itu gak bisa dipaksakan! Ada saatnya ia akan berlabuh pada pemilik yang sesungguhnya!

Dilfania Anastasya Sander💕

--------------------

Disinilah Fania berada, Florres Cafe yang ada di depan kampus, oh jangan lupakan Revan yang selalu ngekorin kemanapun fania pergi. Mereka berdua duduk dikursi yang paling pojok dekat jendela. Alasan kenapa mereka tidak langsung pulang karena sekalian nunggu pengumuman pemenang olimpiade tadi

Sambil menunggu makanan, mereka berdua sibuk dengan ponsel masing masing. Sesekali Revan melirik kearah Fania yang masa bodo. Diam diam Revan membuka kamera dan mengarahkan kearah fania yang sedang melihat kearah jalanan yang padat oleh kendaraan

Ckrekk

Revan tersenyum puas melihat hasil jepretannya yang menampilkan wajah cantik fania. Fania yang melihat Revan tersenyum sendiri mengernyit binggung

"Ngapa lo senyum senyum? Kesambet?" heran fania

"Ha? Oh gak ada" jawab Revan dengan cengiran khasnya

Keduanya diam setelahnya, tak ada percakapan. Baik fania ataupun Revan sama sama sibuk dengan dunianya masing masing. Tak lama makanan mereka datang. Mereka makan dengan hening tanpa ada yang membuka obrolan karena jujur fania masih canggung berada didekat Revan

"Balik yok mungkin udah ada hasil pengumuman pemenangnya" ajak Revan setelah makanan mereka habis kemudian meletakkan beberapa lembar ratusan ribu diatas meja

"Hmm"

Mereka kembali ke area kampus. Keduanya berjalan beriringan menuju mading untuk melihat hasilnya. Sesampainya disana keadaan ramai oleh kerumunan siswa/i sekolah lain yang mengantri melihat hasil pemenang

Fania yang notabennya memiliki badan kecil dan bisa dibilang pendek menyusup dikerumunan dengan sangat mudah. Fania mulai membaca daftar nama nama mulai dari yang juara harapan hingga naik ke atas. Mata Fania melotot sempurna mengetahui hasilnya. Nilainya dan Revan sempurna bahkan jumlahnya sama berada diurutan pertama

Fania langsung keluar dari kerumunan dan langsung memeluk Revan dengan erat membuat Revan membeku ditempat. Revan yang tidak tau apa apa pun mengernyit binggung tapi perlahan membalas pelukan Fania tanpa menghiraukan tatapan aneh siswa/i disekitarnya

"Kita menang van" kata Fania senang setelah pelukannya terlepas

"Beneran" tanya Revan yang dibalas anggukan semangat Fania

Revan menarik fania kembali kepelukannya dengan sangat erat. Sekarang giliran fania yang mematung tanpa membalas pelukan Revan. Fania merasakan detak jantungnya yang tak karuan hanya bisa diam.

"Khhm Fania Revan selamat atas kemenangan kalian. Ibu sangat bangga karena nilai kalian sempurna" ujar Bu Sri yang sukses membuat Revan melepaskan pelukannya

'Ah elah nih guru satu ngerusak momen banget sih' batin Revan kesal

'Anjirr jantung gue kenapa nih? Masa iya gue kena penyakit jantung' batin fania

"Ah Iya bu" balas fania canggung

"Yasudah kalian boleh pulang, nanti pialanya biar ibu yang bawa" ujar Bu Sri meninggalkan mereka berdua

Fania langsung melangkah pergi setelah pamit kepada Revan untuk segera pulang kerumah

***
Setelah makan malam selesai, Fania kembali ke kamarnya. Fania berbaring sambil menatap langit langit kamarnya. Hampir satu jam fania berdiam menatap langit langit kamarnya dengan pikiran melayang entah kemana

[1] MBGF [End]Where stories live. Discover now