Part 35

995 30 7
                                    

Typo dimana mana...

Komen dan tekan bintang dipojok jangan lupa guys!

Nggak tahu sedih aja rasanya

Dilfania Anastasya Sander💕

--------------------

Revan turun dari motornya diikuti Lauren. Mereka berdua berjalan beriringan karena nampaknya rintik hujan kembali turun dengan deras.

Dugh

Lauren hampir saja terjatuh saat kakinya tak sengaja tersandung tali sepatunya, beruntung revan dengan sigab menangkap tubuh mungilnya. Pandangan mereka beradu, revan menatap mata lauren dalam begitu juga dengan Lauren.

Larut dalam dunianya sendiri membuat mereka berdua sampai tidak sadar menjadi bahan tontonan seluruh murid SHS karena mereka berdua berada ditengah lapangan dengan diguyur air hujan, sungguh pemandangan romantis jikalau diantara mereka tidak punya tambatan hati.

Lauren dengan cepat menjauh dari tubuh revan, mereka jadi canggung lagi. Revan menghela nafas kemudian memandang lauren "Hati hati"

Revan melangkah meninggalkan Lauren karena arah kelas mereka berbeda. Baru dua langkah suara petir disertai kilatan menggelegar begitu kencang

Ctarrrr

"Aaaaaaaaaaaaa" revan menahan nafas sesaat ketika lauren langsung memeluknya dengan sangat erat, bahu lauren bergetar seiring suara isakan muncul dibibirnya

"Gausah takut"

"Hiks hiks aku takut" revan mau melepaskan pelukannya tapi lauren malah memepererat pelukannya.

Revan sangat risih dipandangi seluruh murid SHS. Setelah ini revan sangat yakin kalau gosib bakalan kesebar luar melihat banyak diantara murid murid mulai berbisik dan mengarahkan kamera kearahnya

"Udah ada gue disini" tenang revan. Lauren melepaskan pelukannya kemudian menatap Revan dengan mata memerah

"makasih kak" revan hanya mengangguk

"ayo gue anter ke kelas" mereka berdua memasuki koridor lantai satu dengan kodisi basah. Tatapan seluruh murid langsung terarah ke Revan dan lauren yang jalan beriringan

Lauren mendekat kearah revan ketika semua murid menatapnya. Revan menoleh kearah lauren yang menundukan kepalanya kemudian menatap sekitar, ahh sekarang dia tahu apa penyebabnya

"Bubar semua" revan membentak semua kerumunan yang sedang menatap kearahnya

Semua kerumunan murid berhamburan meninggalkan koridor ketika revan membentak mereka dengan tatapan tajam. Koridor sepi menyisakan satu orang diantara kerumunan tadi dengan tatapan datar sedatar datarnya.

Langkah revan terhenti membuat lauren bingung "Ada apa kak?"

Revan terdiam dengan kaku, bahkan rasanya untuk bernafaspun ia tak mampu. Pandangan revan tertuju pada sosok didepannya yang memandang kearahnya dengan datar. Melihat revan yang masih terdiam membuat lauren mengikuti arah pandangnya, mata lauren melebar saat melihat siapa yang berdiri dihadapannya.

"Fan-fania"

Fania berjalan mendekat dengan wajah datar karah revan dan lauren yang masih teridiam memandangnya. Fania berhenti tepat didepan revan yang masih terdiam kaku.

Fania memberikan kotak P3K ke Revan kemudian melenggang pergi tanpa sepatah kata yang terucap.
Fania marah? Tidak. Fania tidak marah kepada Revan, hanya saja dia kecewa. Rasa khawatirnya dibalas dengan kekecewaan. Fania kembali memasang wajah dinginya yang dulu, bahkan aura yang fania keluarkan membuat suasana koridor mencekam.

[1] MBGF [End]Where stories live. Discover now