Part 47.1

526 23 31
                                    

Miann aing telat updatenya. Mangkanya komen yang rame biar semangat aing buat up

Typo bertebaran dimana mana hatiku senang....

Selamat membaca!

Happy 60k view....

Voment jangan lupa!

--------------------

Plakk

Cowok itu hanya diam saat pipi kanannya ditampar dengan keras. Mencoba bersikap sesantai mungkin, cowok itu menghela nafas beratnya.

“Saya bakal tanggung jawab tante”

Seseorang yang baru saja menamparnya mendecih. “Iya harus. Kamu harus tanggung jawab” ucapnya. “Berani berbuat ya kudu berani tanggung jawab juga” lanjutnya

“Mama, ini bukan sepenuhnya salah kak Revan, aku juga salah”

“Lauren kamu diem. Mama bicara sama Revan bukan kamu”

Revan beneran menepati janjinya untuk bertanggung jawab atas lauren. menghembuskan nafas lelahnya, Revan kembali bersuara. “Kejadian ini gak disengaja, tapi bagaimanapun juga saya akan tetap tanggung jawab” ucap Revan serius

Ismi mengangguk, “Bagus kalau gitu. Segera bawa orang tua kamu buat lamar anak saya” suruhnya

Revan mengangguk lemah, terlalu pasrah akan hidupnya yang sekarang. Belum juga ia lepas dari bayang bayang Fania, ini dia udah ada masalah baru. “Iya tante” pasrahnya

Diam diam lauren terseyum melihat wajah Revan yang pasrah. Tangan Lauren bergerak mengelus bahu Revan. “Gausah terlalu dipikirin kak, sebenarnya aku juga salah gak nolak kakak semalam” lirihnya.

ITU SIH MAU ELO YA SETAN!

Gelengan kecil Revan berikan. “Nggak, gue yang salah disini” jawab Revan.

Kalau boleh jujur, sumpah demi apapun Revan sama sekali tidak ingat telah berbuat seperti itu sama Lauren. Semalam seingatnya sebelum kesadarannya menghilang, Revan melihat sosok Fania yang menepuk pundaknya kemudian ia tak sadarkan diri, dan tahu tahu bangun bersama Lauren didalam kamar hotel.

Revan mau mengelak kalau ia tak melakukan hal terlarang pun tak bisa, karea ia tak punya bukti. Revan pasrah, hidupnya juga sudah hancur kan sekarang?

“Tante tenang aja, saya bakal kesini bawa orang tua saya. Saya pamit dulu, permisi” Rvan bangkit, menyalimi tangan Ismi.

Lauren ikut mengantarkan Revan sampai kedepan teras, senyum tipis tercetak pada bibirnya. “kakak hati hati dijalan ya” ucapnya

Revan hanya mengangguk tanpa niatan menjawab ucapan Lauren dan langsung melesat pergi dengan motornya. YAH KASIAN DIKACANGIN

Lauren mendecak. “Sialan dikacangin gue” gerutunya

“Kerja bagus lauren” Ismi merangkul bahu anaknya dengan senyum kemenangan. “Pinter banget sih anak mama” kekehnya “Keluarga Angkasa udah masuk perangkap tinggal kita tarik aja” ismi tertawa persis mak lampir.

Lauren hanya tertawa pelan. “haha.. lauren gitu loh ma”

Revan memperlambat laju motornya saat melewati mansion besar keluarga Sander. Ingat kan kalau Lauren dan Fania itu tetanggan? Dulu tapi, pas Fania masih tinggal di mansion itu.

Revan terseyum kecut memandang bangunan megah itu, dulu mansion ini menjadi saksi bisu bagaimana hubungan mereka terjalin hampir satu tahun terakhir ini. Kini semua sirna begitu saja, mungkin dulu Revan ke kompek ini untuk Fania, tapi rasanya sekarang tidak, ada lauren si iblis yang menjadi tanggung jawabnya.

[1] MBGF [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang