Part 45.1

466 23 25
                                    

Uhuyyy... We back again nih gaes...
Adakah yang rindu dengan aku? Kurasa tidak :(

Typo bertebaran dimana mana hatiku senang :v

--------------------

Plakk

Plakk

"LO KENAPA SIH?"

"LO YANG KENAPA ANJG!"

"EMANG GUE KENAPA SAMPAI LO TAMPAR HAH?"

"KENAPA LO LARANG RINO KETEMU SAMA GUE SIALAN!"

Maudi berteriak dengan emosi tepat didepan gadis dihadapannya. Nafasnya kini memburu, bahkan tangannya kini memerah setelah menampar gadis dihadapannya.

"Siapa yang larang Rino ketemu sama lo?" gadis dihadapannya mengernyit bingung

Maudhi mendecih sarkas, "halah alasen aja lo. iya gue tau lo adeknya, tapi pliss gak usah ikut campur terlalu jauh soal hubungan gue"

Fania terdiam dengan tatapan tidak percaya. "Maudhi lo ngomong apaan sih? Gue gak paham" tentu saja fania bingung, karena tidak ada angin dan hujan tiba tiba maudi menamparnya dan juga menuduhnya yang tidak tidak.

"Dasar bermuka dua. Didepan gue sama yang lain sok polos, sok suci eh taunya dibelakang otak dari semua masalah" maudhi membuang mukanya, enggan menatap Fania

Fania menggeleng tidak menyangka akan ucapan yang maudhi lontarkan, "kenapa lo bisa bilang gue bermuka dua? Ada sesuatu yang gue lakuin ke lo?" dengan nada datar fania berucap yang membuat maudhi kaget

Maudhi tertawa dengan keras, untung mereka berada di gudang sekolah sekarang jadi jauh dari keramaian. "Haha.. ternyata selama ini gue salah belain lo ya fan, gue kira lo itu malaikat eh taunya lo itu iblis"

Seperti tertohok, fania hanya diam seribu bahasa. Fania berjalan mendekat, melipat kedua tangannya didepan dada. "maksud lo apa?"

"Gue udah tahu semua kebusukan lo. gue tau lo itu pembunuh"

Deggg..

Memang benar, secara tidak langsung Fania adalah seorang pembunuh, tapi kenapa mendengarnya dari mulut sahabat dekatnya rasanya sakit?

"Siapa yang bilang?" mencoba untuk bersikap tenang, fania bertanya

"Ata sama Lauren."

Seketika Fania tertawa dengan kencang sampai suaranya menggema diseluruh ruangan. "Hahaha dan lo langsung percaya gitu aja?"

Sekarang maudhi yang dibuat terdiam. "Percaya, mereka punya bukti" ucapnya

Fania tersenyum tipis, "Terus mau lo apa sekarang?" fania bukan tipe yang berbelit yang akan menyangkal semua yang dituduhkan padanya, karena baginya sebuah kebenaran akan tetap terungkap, walau entah kapan waktunya.

"Gue mau lo gak usah ikut campur masalah hubungan gue sama Rino"

Fania mengangguk, toh gak ada untungnya juga ia ikut campur, "Oke" dengan segera fania melangkahkan kakinya pergi meninggalkan maudhi

Dengan wajah datarnya fania berjalan menuju sebuah tempat. Sesampainya disana, Fania bisa melihat keberadaan seseorang yang tengah memunggunginya

"Cuma segini kemampuan lo?" fania berucap dengan nada yang kelewat santai

Seseorang itu menoleh dengan senyum mengejeknya. "Cuma segini ya? Okedeh kita buat ini semakin menarik"

Prokk.... Prokk....

[1] MBGF [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن